Pendapatan per Kapita Warga RI Kalah Dibanding Malaysia dan Thailand

6 hours ago 2

Liputan6.com, Jakarta Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan bahwa Pendapatan Domestik Bruto (PDB) per kapita Indonesia pada tahun 2024 mencapai USD 4.960,3 atau setara dengan Rp 78,6 juta per tahun. Jika dibagi rata, ini berarti pendapatan rata-rata warga Indonesia sekitar Rp 6,55 juta per bulan.

Meskipun angka ini menunjukkan peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya, Indonesia masih tertinggal dibandingkan negara-negara tetangga seperti Malaysia dan Thailand. Data terbaru menunjukkan bahwa pendapatan per kapita Indonesia masih jauh di bawah kedua negara tersebut, menimbulkan pertanyaan mengenai daya saing ekonomi nasional.

Lalu, bagaimana perbandingan pendapatan per kapita Indonesia dengan negara lain di kawasan Asia Tenggara? Dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber pada Selasa (11/2/2025), berikut data dan analisisnya.

Pendapatan per Kapita Indonesia Meningkat, Tapi Masih Rendah di ASEAN

Menurut laporan BPS, PDB per kapita Indonesia pada tahun 2024 mencapai USD 4.960,3. Angka ini menunjukkan adanya kenaikan dari tahun-tahun sebelumnya. Namun, dibandingkan dengan negara-negara lain di ASEAN, Indonesia masih tertinggal cukup jauh.

Sebagai perbandingan, berikut pendapatan per kapita beberapa negara di Asia Tenggara pada tahun 2024:

  1. Singapura: USD 93.960
  2. Brunei Darussalam: USD 37.020
  3. Malaysia: USD 14.420
  4. Thailand: USD 7.750
  5. Indonesia: USD 4.960
  6. Vietnam: USD 4.700
  7. Filipina: USD 4.440

Dari data tersebut, terlihat bahwa Malaysia memiliki pendapatan per kapita hampir tiga kali lipat lebih tinggi dari Indonesia, sementara Thailand juga masih unggul dengan selisih lebih dari USD 2.700.

Faktor-faktor yang Memengaruhi Kesenjangan

Meskipun ekonomi Indonesia terus berkembang, ada beberapa faktor utama yang menyebabkan pendapatan per kapita Indonesia masih kalah dibandingkan Malaysia dan Thailand:

1. Struktur Ekonomi yang Berbeda

Malaysia dan Thailand memiliki sektor industri dan jasa yang lebih maju dibandingkan Indonesia. Sementara Indonesia masih bergantung pada sektor sumber daya alam, Malaysia telah mengembangkan sektor manufaktur berteknologi tinggi dan industri keuangan.

2. Produktivitas Tenaga Kerja

Produktivitas tenaga kerja di Indonesia masih relatif rendah. Menurut data World Bank, produktivitas tenaga kerja Malaysia hampir dua kali lipat lebih tinggi dibandingkan Indonesia. Hal ini dipengaruhi oleh tingkat pendidikan, keahlian tenaga kerja, serta investasi dalam riset dan teknologi.

3. Upah dan Kesejahteraan Pekerja

Upah minimum di Indonesia masih lebih rendah dibandingkan Malaysia dan Thailand. Ini berkontribusi terhadap rendahnya daya beli masyarakat serta kualitas hidup yang lebih rendah.

4. Infrastruktur dan Regulasi Investasi

Indonesia masih menghadapi berbagai tantangan dalam pengembangan infrastruktur dan regulasi investasi. Biaya logistik yang tinggi serta regulasi yang kompleks membuat investor lebih memilih Malaysia atau Thailand sebagai tujuan investasi.

Target Pemerintah: Pendapatan per Kapita RI Tembus USD 12.000 di 2035

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menargetkan bahwa pendapatan nasional bruto (GNI) per kapita Indonesia akan meningkat tiga kali lipat menjadi USD 12.000 pada tahun 2035.

Target ini dianggap realistis jika Indonesia dapat mengoptimalkan bonus demografi yang masih berlangsung hingga tahun 2035. Saat ini, jumlah penduduk usia produktif di Indonesia sangat besar, dan jika dikelola dengan baik, bisa menjadi faktor pendorong pertumbuhan ekonomi.

Namun, untuk mencapai target tersebut, Indonesia perlu mempercepat reformasi struktural, meningkatkan investasi, serta meningkatkan kualitas pendidikan dan tenaga kerja.

Dampak bagi Masyarakat: Apakah Pendapatan Meningkat Dirasakan Warga?

Meskipun data menunjukkan kenaikan pendapatan per kapita, tidak semua masyarakat Indonesia merasakan dampaknya secara langsung. Beberapa faktor yang masih menjadi kendala bagi kesejahteraan masyarakat meliputi:

  • Ketimpangan Ekonomi: Kenaikan pendapatan belum merata di seluruh wilayah, dengan kota-kota besar seperti Jakarta dan Surabaya menikmati pertumbuhan lebih tinggi dibandingkan daerah lainnya.
  • Kenaikan Harga Kebutuhan Pokok: Meskipun pendapatan naik, kenaikan harga barang dan jasa juga meningkat, sehingga daya beli masyarakat tidak mengalami perubahan yang signifikan.
  • Pengangguran dan Kesenjangan Sosial: Masih banyak pekerja informal dan pengangguran yang tidak mendapatkan manfaat dari pertumbuhan ekonomi ini.

Apa yang Bisa Dilakukan Indonesia untuk Mengejar Malaysia dan Thailand?

Guna meningkatkan pendapatan per kapita dan mengejar ketertinggalan dari Malaysia dan Thailand, Indonesia perlu melakukan beberapa langkah strategis:

1. Meningkatkan Investasi di Sektor Manufaktur dan Teknologi

Mendorong pengembangan industri bernilai tambah tinggi untuk meningkatkan daya saing global.

2. Mempercepat Reformasi Pendidikan dan Ketenagakerjaan

Fokus pada peningkatan keterampilan tenaga kerja agar lebih siap menghadapi ekonomi berbasis digital dan industri 4.0.

3. Memperbaiki Infrastruktur dan Regulasi Investasi

Mempermudah birokrasi dan meningkatkan kualitas infrastruktur untuk menarik lebih banyak investor asing.

4. Meningkatkan Kesejahteraan Pekerja

Menyesuaikan upah minimum dan memperkuat perlindungan sosial bagi tenaga kerja di sektor formal dan informal.

Jika langkah-langkah ini bisa diimplementasikan dengan baik, bukan tidak mungkin dalam beberapa dekade ke depan Indonesia bisa menyusul Malaysia dan Thailand dalam hal pendapatan per kapita.

People Also Ask

1. Berapa pendapatan per kapita Indonesia tahun 2024?

Pendapatan per kapita Indonesia pada tahun 2024 mencapai USD 4.960,3 atau sekitar Rp 78,6 juta per tahun.

2. Mengapa pendapatan per kapita Indonesia lebih rendah dibanding Malaysia?

Beberapa faktor utama adalah produktivitas tenaga kerja yang lebih rendah, sektor industri yang kurang berkembang, serta regulasi investasi yang masih kompleks.

3. Bagaimana cara meningkatkan pendapatan per kapita Indonesia?

Dengan meningkatkan investasi, reformasi pendidikan, pengembangan sektor industri bernilai tinggi, serta perbaikan regulasi dan infrastruktur.

4. Apakah ada kemungkinan Indonesia bisa mengejar Malaysia dan Thailand?

Bisa, jika Indonesia mampu memanfaatkan bonus demografi, meningkatkan produktivitas tenaga kerja, serta mempercepat reformasi ekonomi dan investasi.

Read Entire Article
Photos | Hot Viral |