Niat Puasa Qadha dan Kapan Batas Waktu Melakukannya?

7 hours ago 2

Liputan6.com, Jakarta Bulan suci Ramadan selalu menjadi momen penuh berkah bagi umat Islam. Namun, bagi sebagian orang, bulan ini juga menjadi pengingat akan utang puasa yang belum terlunasi dari tahun sebelumnya. Mungkin karena sakit, bepergian, atau alasan lain yang dibenarkan oleh syariat, seseorang diperbolehkan tidak berpuasa di bulan Ramadhan dengan syarat harus menggantinya di hari lain.

Pertanyaannya, kapan batas waktu seseorang harus menunaikan puasa qadha? Apakah boleh menundanya hingga menjelang Ramadhan berikutnya? Atau ada konsekuensi jika tidak segera melunasi utang puasa tersebut? Ini menjadi pertanyaan yang sering muncul di tengah masyarakat menjelang datangnya bulan suci.

Artikel ini akan membahas secara rinci mengenai niat puasa qadha, tata cara pelaksanaannya, batas waktunya, serta pendapat para ulama mengenai hukum menunda puasa qadha hingga melewati Ramadhan berikutnya.

Apa Itu Puasa Qadha dan Mengapa Harus Dilaksanakan?

Puasa qadha merupakan kewajiban yang harus ditunaikan bagi mereka yang tidak menjalankan puasa Ramadan karena alasan tertentu yang dibenarkan dalam Islam. Hal ini merujuk pada firman Allah SWT dalam Surah Al-Baqarah ayat 184:

"Maka barangsiapa di antara kamu sakit atau dalam perjalanan (lalu tidak berpuasa), maka (wajib mengganti) sebanyak hari (yang dia tidak berpuasa itu) pada hari-hari yang lain. Dan bagi orang yang berat menjalankannya, wajib membayar fidyah, yaitu memberi makan seorang miskin." (QS. Al-Baqarah: 184)

Dari ayat ini jelas bahwa seseorang yang memiliki utang puasa wajib menggantinya di hari lain setelah bulan Ramadhan. Tidak hanya sebagai bentuk kepatuhan terhadap perintah agama, tetapi juga untuk menyempurnakan kewajiban yang telah ditinggalkan.

Niat Puasa Qadha dan Cara Mengucapkannya

Sebagaimana puasa wajib, niat adalah salah satu rukun utama dalam ibadah puasa qadha. Rasulullah SAW bersabda:

"Sesungguhnya amal itu tergantung pada niatnya..." (HR. Bukhari dan Muslim)

Niat puasa qadha harus diucapkan sebelum fajar. Berikut adalah bacaan niatnya:

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ قَضَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانَ لِلَّهِ تَعَالَى

Nawaitu shauma ghadin ‘an qadhā’i fardhi syahri Ramadhāna lillâhi ta‘âlâ.

Artinya:"Saya niat berpuasa esok hari untuk mengganti puasa wajib Ramadhan karena Allah Ta’ala."

Kapan Batas Waktu Mengqadha Puasa?

Terkait batas waktu mengqadha puasa, terdapat dua pendapat utama di kalangan ulama:

  • Pendapat pertama (Syafi'iyah dan Hanabilah): Puasa qadha harus dilaksanakan sebelum datangnya bulan Ramadan berikutnya. Jika seseorang melewatkan batas waktu ini tanpa alasan yang sah, maka ia juga wajib membayar fidyah sebagai bentuk denda.
  • Pendapat kedua (Hanafiyah): Tidak ada batas waktu tertentu dalam mengqadha puasa. Seseorang tetap berkewajiban mengganti puasanya kapan saja meskipun setelah Ramadhan berikutnya berlalu.

Pendapat yang lebih banyak dianut adalah bahwa puasa qadha harus ditunaikan sebelum Ramadhan berikutnya. Namun, jika ada kendala yang menyebabkan seseorang tidak mampu melakukannya tepat waktu, maka tetap diwajibkan untuk menggantinya di kemudian hari.

Bolehkah Menunda Puasa Qadha?

Menunda qadha puasa hingga menjelang Ramadan berikutnya diperbolehkan, tetapi sebaiknya tidak ditunda terlalu lama. Dalam sebuah hadis, Aisyah RA berkata:

"Aku masih memiliki utang puasa Ramadhan. Aku tidaklah mampu mengqadhanya kecuali di bulan Sya’ban." (HR. Bukhari dan Muslim)

Hadis ini menunjukkan bahwa menunda qadha hingga bulan Sya’ban diperbolehkan, tetapi tetap harus ditunaikan sebelum masuk Ramadhan berikutnya. Jika tidak, maka sebagian ulama mewajibkan fidyah sebagai kompensasi.

Apakah Puasa Qadha Harus Berturut-turut?

Puasa qadha tidak wajib dilakukan secara berturut-turut. Hal ini berdasarkan firman Allah dalam Surah Al-Baqarah ayat 185:

"Maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain."

Dari ayat ini, para ulama sepakat bahwa seseorang boleh mengqadha puasa secara terpisah atau tidak berturut-turut, asalkan jumlah hari yang digantinya sesuai dengan jumlah puasa yang ditinggalkan.

Pertanyaan Umum Seputar Puasa Qadha

1. Apakah niat puasa qadha harus dilafalkan?

Tidak wajib, cukup diucapkan dalam hati. Namun, melafalkannya dianjurkan agar lebih khusyuk.

2. Bagaimana jika seseorang lupa berapa hari utang puasanya?

Sebaiknya memperkirakan jumlah hari secara bijak dan mengambil jumlah yang lebih banyak sebagai langkah kehati-hatian.

3. Apakah fidyah wajib jika menunda puasa qadha?

Jika penundaan dilakukan tanpa alasan yang sah hingga Ramadhan berikutnya, sebagian ulama mewajibkan fidyah selain qadha puasa.

Read Entire Article
Photos | Hot Viral |