Mengenal Baju Adat Mandailing yang Penuh Makna

1 day ago 5

Liputan6.com, Jakarta - Indonesia merupakan negara yang kaya akan budaya serta tradisi, dan salah satu yang menarik perhatian adalah baju adat Mandailing. Busana tradisional ini bukan hanya sekadar pakaian seremonial, tetapi juga menyimpan nilai sejarah dan filosofi yang mencerminkan kehidupan masyarakat Mandailing. Oleh karena itu, tidak mengherankan jika baju adat Mandailing sering menjadi sorotan dalam berbagai upacara adat maupun perayaan budaya.

Keunikan baju adat Mandailing terlihat dari bentuk, warna, hingga aksesoris yang digunakan oleh pria maupun wanita. Setiap detailnya memiliki makna, mulai dari kain ulos yang melilit tubuh, hiasan kepala, hingga motif songket yang dipakai. Di tengah keberagaman suku di Sumatera Utara, baju adat Mandailing menjadi identitas kuat bagi masyarakat Batak Mandailing dalam menjaga tradisi turun-temurun.

Berikut ini telah Liputan6 rangkum penjelasan lebih dalam, tentang apa saja makna, ciri khas, dan filosofi yang melekat pada baju adat Mandailing, pada Kamis (11/12).

Sekilas Tentang Budaya dan Baju Adat Mandailing

Masyarakat Mandailing merupakan bagian dari suku Batak dengan tradisi yang sangat kuat dan beragam. Dalam kehidupan mereka, terdapat berbagai upacara adat yang mengiringi fase-fase kehidupan, seperti upacara turun mandi bayi, pemberian nama, potong rambut, mengasah gigi, pernikahan, hingga prosesi pemakaman. Bahkan ada juga ritual khusus seperti memberi makan roh leluhur serta pemindahan tulang nenek moyang (mangongkal holi).

Setiap upacara adat selalu diwarnai dengan unsur-unsur budaya yang khas, mulai dari pemberian ulos, tarian Manortor, hingga musik tradisional. Seluruh anggota masyarakat biasanya bekerja sama menyiapkan hidangan untuk para tamu sebagai bentuk gotong royong dan penghormatan. Melalui rangkaian adat inilah baju adat Mandailing memiliki peran penting sebagai simbol penghormatan dan identitas keluarga.

Baju adat Mandailing merupakan busana tradisional dari suku Batak Mandailing yang mendiami wilayah Sumatera Utara bagian selatan. Dibandingkan dengan pakaian adat suku Batak lainnya, Mandailing memiliki ciri khas kuat pada penggunaan ulos serta aksesoris kepala yang khas bagi pria maupun wanita.

Fungsi utama baju ini adalah sebagai busana dalam berbagai acara adat, mulai dari pernikahan, pertunjukan tari, hingga acara keluarga besar yang melibatkan marga. Penggunaan baju adat ini bukan sekadar seremonial, tetapi menjadi wujud penghormatan kepada leluhur dan simbol bahwa suatu acara memiliki nilai sakral.

Baju Adat Mandailing Pengantin Pria

Busana pengantin pria Mandailing memiliki tampilan yang megah namun tetap penuh makna. Berikut elemen-elemen pentingnya:

  1. Penutup Kepala (Ampu): Pria Mandailing mengenakan penutup kepala berwarna hitam dan emas yang disebut Ampu. Warna hitam melambangkan kewibawaan, sementara warna keemasan memberikan kesan kehormatan serta kemuliaan dalam acara adat.
  2. Ulos Sadum di Bahu: Ulos Sadum disampirkan di bahu sebagai simbol kegembiraan dan keberkahan. Warna cerah ulos menjadi tanda bahwa acara yang dijalani adalah acara bahagia seperti pesta adat atau pernikahan.
  3. Baju Godang: Setelan jas khas Mandailing disebut Baju Godang. Modelnya menyerupai jas panjang tradisional dengan ornamen emas. Busana ini menunjukkan kedudukan terhormat bagi pria yang memakainya.
  4. Ikat Pinggang, Gelang, dan Bobat: Ikat pinggang emas dipadukan dengan gelang emas sebagai pelengkap busana. Pada bagian pinggang biasanya diselipkan dua pisau kecil yang dikenal sebagai bobat. Buukan untuk berkelahi, tetapi simbol tanggung jawab pria dalam melindungi keluarga.

Dengan keseluruhan elemen ini, pengantin pria tampil sebagai sosok yang berwibawa, gagah, dan siap memulai kehidupan baru.

Baju Adat Mandailing Pengantin Wanita

Busana pengantin wanita Mandailing memiliki keanggunan tersendiri dengan detail yang lebih kompleks. Berikut komponennya:

  1. Penutup Kepala (Bulang): Wanita Mandailing memakai Bulang, hiasan kepala berwarna emas yang menyerupai mahkota. Bulang melambangkan kehormatan dan kecantikan perempuan Mandailing.
  2. Ulos Sadum: Sama seperti pria, pengantin wanita juga mengenakan Ulos Sadum yang dibuat menggunakan alat tenun tradisional. Kehadiran ulos ini menjadi tanda bahwa pengantin mendapatkan doa restu keluarga.
  3. Baju Kurung atau Kebaya Panjang: Pengantiin wanita mengenakan baju kurung atau kebaya panjang yang dipadukan dengan kain songket sebagai bawahan. Songket dengan benang emas memberikan kesan aanggun dan mewah.

Keseluruhan elemen busana ini mencerminkan keindahan budaya Mandailing yang memadukan keanggunan, simbol keluarga, dan penghormatan terhadap tradisi leluhur.

Ciri dan Makna Filosofi dalam Baju Adat Mandailing dalam Upacara Adat

Baju adat Mandailing memiliki kombinasi warna yang cukup mencolok namun tetap elegan. Tiga warna utama yang sering digunakan adalah:

  • Merah: melambangkan keberanian dan semangat
  • Hitam: simbol kewibawaan dan ketegasan
  • Emas: melambangkan kemakmuran, kehormatan, dan kebangsawanan

Selain warna, baju adat ini memiliki ciri khas berupa penggunaan ulos Sadum, salah satu jenis ulos dengan warna-warna cerah sepperti merah dan hijau. Ulos ini tidak sekadar kain pelengkap, tetapi merupakan simbol kehangatan, doa restu, dan harapan baik bagi pemakainya.

Baju adat Mandailing tidak dibuat secara sembarangan. Setiap bagian memiliki makna tersendiri:

  • Ulos Sadum melambangkan kebahagiaan dan kehangatan keluarga.
  • Warna merah menandakan kegembiraan dan kekuatan.
  • Warna hitam melambangkan kewibawaan.Warna emas menunjukkan kehormatan.
  • Ampu dan Bulang sebagai simbol kedewasaan dan kesiapan memasuki kehidupan baru, terutama dalam pernikahan.

Melalui seluruh elemen tersebut, terlihat bahwa baju adat ini bukan hanya busana, tetapi juga sarana untuk menyampaikan doa dan harapan kepada pemakainya.

Dalam berbagai acara adat Mandailing, baju adat ini menjadi bagian yang tidak terpisahkan. Upacara seperti pernikahan, pemberian nama, dan Manortor (tarian adat) selalu melibatkan penggunaan busana lengkap dengan ulos dan aksesorisnya.

Tarian Manortor, misalnya, menggunakan baju adat Mandailing karena setiap gerakannya menggambarkan penghormatan kepada leluhur dan ucapan syukur. Musik tradisional menjadi pengiring, sementara masyarakat bekerja sama mempersiapkan hidangan besar untuk para tamu. Pakaian adat menjadi simbol bahwa acara tersebut memiliki nilai adat yang tinggi.

Pelestarian baju adat Mandailing tidak hanya dilakukan melalui pembuatan busana, tetapi juga melalui pendidikan budaya, pertunjukan seni, dan acara adat yang terus dilakukan hingga kini. Anak-anak muda didorong untuk memahami makna busana adat agar tidak sekadar mengenakannya, tetapi juga menghargai filosofi di baliknya.

Industri kreatif pun turut berperan dengan membuat replika baju adat Mandailing untuk pernikahan modern, festival budaya, hingga pameran seni. Hal ini membantu agar baju adat tersebut tetap relevan di era modern tanpa menghilangkan nilai tradisionalnya.

QnA

1. Apa itu baju adat Mandailing?

Baju adat Mandailing adalah busana tradisional suku Batak Mandailing yang digunakan dalam berbagai upacara adat dan perayaan budaya.

2. Apa ciri khas warna baju adat Mandailing?

Warna yang dominan adalah merah, hitam, dan emas.

3. Apa fungsi Ulos Sadum dalam pakaian adat?

Ulos Sadum melambangkan kebahagiaan, doa restu, dan kehangatan keluarga.

Read Entire Article
Photos | Hot Viral |