Mengenal Baju Adat Bodo, Keindahan Busana Khas Perempuan Makassar

2 days ago 6

Liputan6.com, Jakarta - Kebudayaan Indonesia yang sangat beragam, selalu menghadirkan keunikan tersendiri, salah satunya terlihat dari baju adat bodo yang berasal dari masyarakat Makassar di Sulawesi Selatan. Busana tradisional ini dikenal karena bentuknya yang sederhana, namun memiliki nilai sejarah yang sangat panjang. Tidak hanya menjadi simbol adat, baju adat bodo juga melambangkan perubahan budaya yang terjadi dari masa ke masa.

Hingga kini, baju adat bodo tetap menjadi identitas penting bagi perempuan Bugis-Makassar. Busana berbentuk segi empat dengan lengan pendek ini telah digunakan sejak berabad-abad lalu dan masih dipertahankan dalam berbagai upacara adat. Keberadaan baju adat bodo juga menunjukkan bahwa banyak karya tradisional, yang dapat bertahan meski tren mode terus berubah dan berganti-ganti.

Berikut ini telah Liputan6 rangkum informasi lengkap tentang sejarah, bentuk, warna, fungsi, serta filosofi yang melekat dalam baju adat bodo khas Sulawesi Selatan ini, pada Kamis (11/12).

Sejarah Baju Adat Bodo dan Penggunaannya dalam Upacara Adat

Baju adat Bodo adalah salah satu busana tradisional tertua di dunia yang berasal dari Makassar dan khusus digunakan oleh perempuan. Dalam catatan sejarah yang ada, baju ini sudah digunakan sejak abad ke-9, jauh sebelum bangsa Eropa mengenal jenis kain yang menjadi bahan dasarnya. Pada masa itu, perempuan di Makassar umumnya mengenakan selembar sarung sebagai bawahan dan baju longgar berbahan muslin atau kain kasa yang sangat tipis.

Ketika James Brooke berkunjung ke wilayah Gowa pada tahun 1840, ia mencatat bahwa perempuan Makassar masih mengenakan baju Bodo tanpa pakaian dalam. Seiring dengan masuknya pengaruh Islam, pemakaian baju ini berubah secara signifikan. Bagian dada dan punggung mulai ditutup dengan dalaman yang warnanya disesuaikan dengan baju luarnya.

Perubahan ini menunjukkan bagaimana suatu adat dan agama saling menyesuaikan satu sama lain. Meski mengalami perubahan bentuk, esensi budaya baju Bodo tetap dipertahankan dan diwariskan kepada generasi berikutnya secara turun temurun.

Baju Bodo kemudian menjadi bagian penting dalam berbagai upacara adat masyarakat Makassar. Busana ini biasanya dipakai dalam acara pernikahan, penyambutan tamu penting, hingga pertunjukan tari tradisional. Pada zaman dahulu, pemilihan panjang baju juga diatur. Baju pendek yang hanya sampai pinggang dipakai oleh anak gadis atau penari, sedangkan baju yang lebih panjang hingga betis dipakai oleh perempuan dewasa.

Selain acara adat, baju Bodo kini semakin sering digunakan dalam lomba menari, pawai budaya, hingga acara festival daerah. Revitalisasi ini membuat baju Bodo tetap relevan di tengah perkembangan dunia fashion.

Walaupun bentuknya mengalami sedikit modifikasi modern, nilai filosofis baju ini tetap dipertahankan. Sarung sutra masih menjadi bawahan utama, sedangkan hiasan kepala dan perhiasan emas sering digunakan untuk menambah kesan anggun. 

Bentuk dan Struktur Baju Adat Bodo

Baju adat Bodo memiliki desain yang sangat khas dan mudah dikenali. Bentuknya menyerupai persegi panjang dengan lengan pendek yang hanya mencapai setengah bagian atas lengan. Dalam bahasa Makassar, kata 'bodo' berarti pendek, sehingga nama ini menggambarkan bentuk bajunya secara langsung.

Busana ini terbuat dari kain tipis yang memiliki rongga sehingga sangat nyaman digunakan di wilayah tropis seperti Sulawesi Selatan. Pada masa lampau, baju ini memiliki ukuran yang lebih pendek dan longgar, kemudian dipadukan dengan sarung sutra sebagai bawahan. Sarung tersebut biasanya memiliki motif garis atau kotak yang menunjukkan identitas pemakainya.

Dengan masuknya budaya baru, pemakaian dalaman menjadi hal yang lazim. Warna dalaman dibuat sedikit lebih muda dari baju luarnya untuk memberi kesan serasi. Sementara itu, bahan dan potongan baju tetap dipertahankan agar ciri khasnya tidak hilang.

Salah satu keunikan baju adat Bodo terletak pada pemilihan warnanya. Dalam adat Makassar, warna baju menunjukkan usia atau status sosial pemakainya. Berikut makna warna-warna baju Bodo:

  • Jingga: digunakan oleh anak perempuan berusia sekitar 10 tahun.
  • Jingga dan merah: dipakai oleh gadis berusia 10–14 tahun.
  • Merah: diperuntukkan bagi perempuan berusia 17–25 tahun, biasanya sebagai simbol kebugaran dan kecantikan.
  • Putih: dipakai oleh dayang atau perempuan yang berprofesi sebagai dukun.
  • Hijau: dikenakan oleh perempuan bangsawan atau keturunan kerajaan.
  • Ungu: digunakan oleh janda sebagai simbol kedewasaan dan ketenangan.

Pemaknaan warna ini menjadi aturan adat yang cukup ketat pada masa dahulu. Namun seiring perkembangan zaman, aturan tersebut mulai longgar. Saat ini, perempuan dapat memakai baju Bodo dengan warna apa pun sesuai keinginan tanpa terikat status sosial.

Bahan dan Motif dalam Baju Adat Bodo

Pada awalnya, baju Bodo dibuat dari kain muslin, sejenis kain tenun tipis dari benang katun. Kain ini pertama kali dikenal di Dhaka, Bangladesh pada abad ke-9, kemudian diperdagangkan ke berbagai negara termasuk Nusantara. Karena bahannya ringan dan tidak panas, masyarakat Makassar sangat menyukai kain ini.

Seiring perkembangan industri tekstil, baju Bodo juga dibuat dari bahan sutra, organdi, dan kain tembus pandang lainnya. Motif yang digunakan cenderung sederhana karena yang paling menonjol justru warna dan bentuk bajunya. Namun, aksesoris seperti hiasan rambut, gelang emas, kalung, hingga ikat pinggang memberikan kesan mewah bagi pemakainya.

Beberapa baju Bodo modern kini ditambah dengan bordir halus atau payet di bagian lengan dan leher. Meskipun ada sentuhan modern, ciri utama berupa bentuk persegi dan lengan pendek tetap dipertahankan.

Baju Bodo bukan hanya pakaian, tetapi simbol dari perjalanan hidup perempuan Makassar. Beberapa filosofi yang terkandung di dalamnya antara lain:

  • Sederhana namun bermakna: bentuknya yang persegi dan longgar melambangkan kesederhanaan hidup masyarakat pesisir.
  • Warna sebagai kode sosial: setiap warna menunjukkan usia, pekerjaan, atau status sosial.
  • Adaptasi budaya: perubahan pada baju setelah masuknya Islam menunjukkan bagaimana masyarakat Makassar mampu beradaptasi dengan nilai baru tanpa meninggalkan tradisi.
  • Warisan turun-temurun: baju Bodo diajarkan dari generasi ke generasi sebagai simbol kebanggaan budaya Bugis-Makassar.

Filosofi tersebut membuat baju Bodo tidak hanya dikenakan sebagai busana, tetapi juga menjadi identitas yang membawa nilai moral dan budaya.

Pelestarian budaya sangat penting agar baju Bodo tidak hanya dikenal pada masa kini, tetapi juga dipahami oleh generasi mendatang. Saat ini banyak komunitas budaya yang mengajarkan cara memakai, menenun, hingga membuat baju Bodo kepada anak-anak dan remaja. Selain itu, media modern juga berperan besar dalam mengenalkan baju Bodo kepada masyarakat luas.

QnA

1. Apa itu baju adat Bodo?

Baju adat Bodo adalah busana tradisional perempuan Makassar yang berbentuk persegi dengan lengan pendek.

2. Kenapa disebut Bodo?

Kata 'bodo' berarti pendek, sesuai dengan bentuk lengannya yang hanya setengah bagian atas.

3. Bahan apa yang digunakan untuk membuat baju Bodo?

Awalnya menggunakan kain muslin, kini juga dibuat dari sutra, organdi, dan kain tipis lainnya.

Read Entire Article
Photos | Hot Viral |