Di era modern seperti saat ini, ramuan herbal tradisional dimodifikasi sedemikian rupa supaya tidak hilang ditelan zaman. Itulah yang dilakukan oleh warga Desa Nguter, Sukohardjo yang merupakan sentra pembuatan jamu. Berikut Berani Berubah Spesial Ha...
Liputan6.com, Jakarta Di balik sejuknya udara pegunungan di lereng Merapi, ada sebuah desa yang terus menunjukkan geliat kemajuannya. Desa ini adalah Desa Hargobinangun di Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Hargobinangun kini menjelma sebagai salah satu contoh sukses transformasi desa berbasis potensi lokal. Tak hanya memanfaatkan keindahan alam dan kekayaan budaya, desa ini juga berhasil membangun sistem ekonomi berbasis komunitas yang kokoh.
Kunci keberhasilan ini tidak lepas dari peran Badan Usaha Milik Desa (BUMDesa), pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), serta pendampingan intensif dari program Desa BRILiaN oleh Bank Rakyat Indonesia (BRI).
Lewat berbagai inovasi dan kolaborasi, Desa Hargobinangun kini tumbuh menjadi desa mandiri yang tak hanya menjadi destinasi wisata, tapi juga pusat pemberdayaan ekonomi warga.
Potensi Desa Hargobinangun
Secara geografis, Desa Hargobinangun berada di sisi utara Sleman dan berbatasan langsung dengan kawasan Gunung Merapi. Wilayahnya yang berada di ketinggian membuat desa ini memiliki udara sejuk, pemandangan asri, dan akses langsung ke jalur wisata Merapi. Menjadikannya kawasan strategis untuk pengembangan wisata alam dan pertanian.
“Secara geografis kami berada di lereng pegunungan bagian utara Sleman. Dan kami memang berbatasan langsung dengan Gunung Merapi,” ujar Amin Sarjito, Lurah Hargobinangun.
Kekayaan alam inilah yang menjadi modal awal dalam membangun Desa Hargobinangun sebagai desa wisata sekaligus desa agrikultur. Desa dengan luas wilayah sebesar 14.300 meter persegi tersebut mulai mengerakkan perekonomian masyarakat dari bawah dengan segala potensi yang dimilikinya.
Desa Hargobinangun menyimpan tiga potensi besar yang tengah digarap serius, yakni kekayaan alam, sektor pariwisata, dan agrikultur. Ketiganya pun dioptimalkan melalui pendekatan kolaboratif dan berbasis komunitas.
Perkembangan Ekonomi dengan BUMDesa dan UMKM
Titik balik pengembangan ekonomi desa dimulai pada akhir tahun 2020, ketika pemerintah desa membentuk BUMDesa Merapi Sejahtera. BUMDesa ini menjadi ujung tombak pengelolaan berbagai potensi lokal dan melahirkan dua unit usaha utama, yakni Wisata Kampoeng Mahoni dan Hargo Park Central.
Wisata Kampoeng Mahoni bergerak di bidang pariwisata seperti pengelolaan resto, camping ground, jeep adventure, ATV, go-kart, outbond, dan paint ball. Sementara Hargo Park Central, yang mengelola parkir wisata di Merapi Park, Oxygen Park, dan Kampoeng Mahoni.
“Pariwisata kami jadikan core business karena dampaknya cepat terasa langsung oleh warga, tapi kami juga mengembangkan sektor pendukung seperti pertanian dan pengelolaan sampah,” ujar Amin.
Tak berhenti di situ, pemerintah desa juga membentuk klaster UMKM untuk menguatkan gerakan ekonomi kolektif warga. Masyarakat yang sebelumnya bergerak sendiri-sendiri kini digabungkan ke dalam klaster dan diberikan pelatihan kewirausahaan.
“Selama ini masyarakat bergerak sendiri-sendiri. Maka kami bentuk klaster dan beri pelatihan untuk mendukung gerakan ekonomi secara kolektif,” ucap Amin.
Masuknya Program Desa BRILiaN
Upaya desa dalam membangun sistem ekonomi berbasis potensi lokal mendapat pengakuan nasional. Pada 2023, Desa Hargobinangun berhasil masuk ke dalam 40 besar Desa BRILiaN, setelah sebelumnya menjadi kandidat pada tahun 2022.
"Sebagai bagian dari Desa BRILiaN, Hargobinangun mendapatkan banyak pendampingan, mulai dari manajemen dan kelembagaan, hingga pengembangan fasilitas desa” Ungkap Amin.
Program ini memperkuat kapasitas kelembagaan dan membuka akses jaringan yang lebih luas, termasuk dalam pengembangan digitalisasi desa dan tata kelola wisata yang berkelanjutan.
Warga merasakan langsung manfaat dari geliat pariwisata dan pertanian. Desa Hargobinangun pun mampu menghasilkan pendapatan asli kelurahan yang kembali disalurkan untuk kepentingan masyarakat.
Program dan Rencana ke Depan
Dengan semakin menguatnya pondasi ekonomi desa, 2025 menjadi momentum untuk melahirkan inovasi-inovasi baru. Tiga unit usaha baru tengah dipersiapkan oleh BUMDesa Merapi Sejahtera, yakni: pengelolaan sampah berbasis digital, Greenhouse Ketapang untuk pertanian pangan, dan layanan keuangan AgenBRILink.
“Yang pertama adalah pengelolaan sampah berbasis digital untuk menyelesaikan persoalan sampah dalam satu hari, sesuatu yang penting bagi desa wisata dengan ribuan pengunjung harian,” beber Amin.
Selama ini, sampah hanya dibuang di satu titik. Dengan sistem digital, masyarakat bisa mengelola sampah secara mandiri. Selain itu, desa juga akan memanfaatkan lahan tidak produktif untuk pertanian berbasis teknologi sebagai upaya mendukung ketahanan pangan lokal.
Amin menyebut langkah ini merupakan bagian dari visi desa untuk menjadi smart village yang modern dan mandiri. Penerapan konsep smart village merupakan bagian dari modernisasi layanan dan tata kelola desa. Dengan begitu, potensi wisata yang dibangun pun bisa berdampak maksimal untuk warga desa.
Program Desa BRILiaN dari BRI
Program Desa BRILiaN merupakan inisiatif pemberdayaan desa yang dilakukan oleh BRI sejak 2020. Program ini dirancang untuk mendorong desa menjadi tangguh, inovatif, berkelanjutan, dan mampu menghadapi tantangan zaman melalui tata kelola yang baik serta penguatan ekonomi lokal.
Corporate Secretary BRI Agustya Hendy Bernadi mengungkapkan, hingga saat ini program Desa BRILiaN telah diikuti 4.327 desa yang aktif tergerak berinisiatif dan berkomitmen untuk maju melalui program-program yang telah direncanakan.
“Program pemberdayaan Desa BRILiaN ini merupakan komitmen BRI dalam meningkatkan economic dan social value kepada masyarakat. Semoga cerita isnpiratif dari Desa Hargobinangun dapat direplika oleh desa-desa lain di tanah air, terutama dalam mengembangkan potensi desa dan mendorong perekonomian warga,” tegasnya.
Hargobinangun menjadi bukti bahwa dengan komitmen, kolaborasi, dan pendampingan yang tepat, sebuah desa di lereng Merapi pun bisa tumbuh menjadi model pembangunan ekonomi berbasis masyarakat yang berdampak nyata.