Keputusan Childfree Gitasav Jadi Sorotan, Ancaman Pembunuhan Bermunculan di Media Sosial

3 hours ago 2

Liputan6.com, Jakarta Keputusan untuk memilih tidak memiliki anak atau dikenal dengan istilah childfree masih menjadi topik hangat yang diperdebatkan di berbagai kalangan. Salah satu tokoh publik yang sering membahas isu ini adalah Gita Savitri Devi, yang lebih dikenal dengan nama Gitasav. Namun, pilihannya tersebut ternyata menimbulkan reaksi yang lebih dari sekadar kritik di media sosial.

Pada tanggal 14 Maret 2025, melalui unggahan di Instagram Story, Gitasav mengungkapkan bahwa dirinya menerima ancaman pembunuhan. Ancaman tersebut, menurutnya, berasal dari kelompok yang mengklaim sebagai paling damai, merujuk pada kaum muslim konservatif. Situasi ini kembali memicu diskusi mengenai hak individu dalam menentukan jalan hidupnya sendiri.

Ini bukan pertama kalinya Gitasav menghadapi serangan akibat pilihannya. Sejak ia mengumumkan keputusannya untuk hidup tanpa anak, Gitasav sering kali menjadi sasaran komentar negatif dan cacian dari pengguna internet. Dengan adanya ancaman yang lebih serius ini, Gitasav kembali menyoroti tekanan sosial yang sering dialami perempuan dalam menentukan pilihan hidup mereka.

Liputan6.com Liputan6.com Diunggah 29 May 2019

Promosi 1

Gitasav Ungkap Ancaman Pembunuhan lewat Instagram Story

Pada tanggal 14 Maret 2025, Gitasav membagikan kisah pribadinya melalui Instagram Story. Dalam unggahan tersebut, ia menceritakan bahwa pilihannya untuk menjalani hidup tanpa anak kembali menuai kritik tajam dari beberapa pihak.

Gitasav menyoroti tindakan kelompok konservatif yang menentangnya, yang menurutnya bersikap bertentangan dengan nilai-nilai yang mereka anut. Meskipun kelompok ini sering mengaku sebagai pendukung perdamaian, ironisnya mereka justru mengirimkan ancaman yang mengerikan.

Reaksi Gitasav terhadap Serangan dan Tekanan Sosial

Gitasav dengan tegas menyatakan penolakannya terhadap tekanan sosial yang mencoba memaksanya untuk mengikuti standar-standar tertentu. Ia berpendapat bahwa setiap perempuan berhak memiliki kebebasan untuk menentukan jalan hidupnya sendiri tanpa paksaan.

Ia menegaskan bahwa serangan yang ia terima justru semakin menguatkan keyakinannya terhadap keputusan untuk memilih childfree. Selain itu, ia juga mengungkapkan bahwa pengalaman tersebut membuatnya merasa semakin terasing dari komunitas tertentu.

Fenomena 'Religious Trauma' yang Diangkat Gitasav

Dalam unggahannya, Gitasav turut mengangkat topik tentang trauma religius yang tengah menjadi perbincangan hangat di media sosial. Ia menyoroti bagaimana tekanan berbasis agama kerap kali digunakan untuk membatasi kebebasan individu.

Menurutnya, ancaman yang diterimanya adalah bukti nyata bahwa tekanan sosial yang dibalut dengan agama dapat menjadi alat kontrol yang berlebihan. Situasi ini memicu diskusi yang lebih luas mengenai kebebasan beragama dan hak-hak individu.

Bukan Pertama Kalinya Gitasav Dihujat karena Childfree

Keputusan Gitasav untuk memilih hidup tanpa anak bukanlah sesuatu yang baru dan telah lama menjadi topik kontroversi. Sejak awal, ia sering kali menjadi sasaran hujatan dari pengguna internet yang merasa bahwa pilihannya tersebut bertentangan dengan nilai-nilai tertentu.

Namun, situasi kini semakin memprihatinkan. Ancaman yang diterimanya tidak lagi sebatas kritik di media sosial, tetapi telah berkembang menjadi ancaman nyata yang mengancam keselamatannya.

Apakah Childfree Masih Menjadi Isu Sensitif di Indonesia?

Perbincangan seputar keputusan untuk hidup tanpa anak atau childfree semakin marak di Indonesia. Walaupun jumlah pasangan yang memilih jalan ini kian bertambah, pandangan tradisional tetap mendominasi.

Salah satu tokoh publik yang vokal mengenai keputusan ini adalah Gitasav. Namun, tanggapan terhadap pendapatnya memperlihatkan bahwa bagi sebagian masyarakat, pilihan untuk tidak memiliki anak masih dianggap sebagai hal yang tabu.

Read Entire Article
Photos | Hot Viral |