Jenis Anakan Ular yang Berbahaya Jika Masuk Rumah dan Cara Mengatasinya

Liputan6.com, Jakarta Kehadiran ular di dalam rumah seringkali menimbulkan kepanikan dan kekhawatiran, terutama jika yang ditemukan adalah anakan ular. Jenis anakan ular yang berbahaya jika masuk rumah dapat memiliki bisa yang sama mematikannya dengan ular dewasa. Oleh karena itu, penting untuk mengenali jenis anakan ular yang berbahaya serta cara penanganannya.

Anakan ular berbisa sudah memiliki kelenjar bisa yang berfungsi penuh sejak menetas, bahkan gigitan mereka bisa lebih berbahaya karena cenderung menyuntikkan seluruh bisanya dalam satu gigitan. Ukuran tubuhnya yang kecil juga membuat mereka mudah bersembunyi di celah-celah rumah, meningkatkan risiko kontak yang tidak disengaja.

Memahami karakteristik anakan ular berbisa, tanda-tanda keberadaan mereka, dan langkah-langkah penanganan yang tepat adalah kunci untuk menjaga keselamatan penghuni rumah. Berikut Liputan6.coma ulas lengkapnya melansir dari berbagai sumber, Jumat (28/11/2025).

Anakan Kobra Jawa umumnya memiliki panjang sekitar 25 cm saat baru menetas dan sudah dilengkapi dengan taring serta bisa yang aktif. Warna kulit anakan kobra bisa bervariasi, namun umumnya lebih cerah atau memiliki pola yang jelas dibandingkan induknya. Mereka sudah mampu mengembangkan tudung leher sebagai mekanisme pertahanan diri.

Bisa Kobra Jawa mengandung neurotoksin dan hemotoksin yang sangat mematikan. Neurotoksin menyerang sistem saraf, menyebabkan kelumpuhan. Sementara hemotoksin merusak sel darah dan jaringan yang dapat mengakibatkan pendarahan dan nekrosis. Gejala gigitan bisa muncul dalam 15-30 menit meliputi rasa terbakar, bengkak, memar, hingga kelumpuhan otot pernapasan yang dapat menyebabkan kematian jika tidak ditangani segera.

Jika menemukan anakan kobra, jangan panik dan jaga jarak aman. Segera amankan anak-anak dan hewan peliharaan ke tempat tertutup, lalu hubungi pihak berwenang seperti pemadam kebakaran atau ahli penanganan reptil untuk evakuasi yang aman. Hindari mencoba menangkap atau membunuh ular sendiri karena risiko gigitan sangat tinggi.

Anakan Ular Weling memiliki panjang tubuh sekitar 27-29 cm saat menetas dan sudah menyerupai ular dewasa dengan pola belang hitam putih yang mencolok. Ular weling adalah hewan nokturnal yang aktif mencari mangsa seperti tikus dan kadal pada malam hari, dan sering ditemukan di area lembab seperti persawahan, sungai, atau parit, serta di sekitar pemukiman.

Bisa Ular Weling bersifat neurotoksin kuat yang dapat menyebabkan kelumpuhan saraf. Dosis letal bisa weling pada manusia sangat rendah, dan satu gigitan bisa menyuntikkan bisa yang cukup untuk membahayakan.

Gejala gigitan mungkin tidak langsung terasa nyeri hebat, namun dapat berkembang menjadi kelumpuhan otot, kesulitan bernapas, dan bahkan kematian. Apabila digigit anakan ular weling, segera cari pertolongan medis darurat. Tetap tenang dan minimalkan gerakan untuk memperlambat penyebaran bisa, serta posisikan area gigitan lebih rendah dari jantung.

Mengenali tanda-tanda keberadaan ular di rumah sangat penting untuk kewaspadaan dini. Salah satu tanda paling jelas adalah ditemukannya bekas kulit ular yang terkelupas, karena ular berganti kulit secara berkala.

Selain itu, jejak melata di area berdebu atau tanah di sekitar rumah juga bisa menjadi indikasi, karena ular meninggalkan jejak khas tanpa titik-titik kaki. Bau aneh seperti bau timun atau bau menyengat yang tidak biasa juga bisa menandakan keberadaan ular.

Perubahan perilaku hewan peliharaan, seperti anjing atau kucing yang gelisah dan menggonggong atau mendesis ke arah area tertentu, bisa menjadi petunjuk. Penurunan populasi hama pengerat seperti tikus di rumah juga bisa menjadi tanda tidak langsung bahwa ada predator seperti ular yang memangsa mereka.

Jika Anda menemukan anakan ular di dalam rumah, langkah pertama dan terpenting adalah tetap tenang dan jangan panik. Panik dapat menyebabkan gerakan tiba-tiba yang justru bisa memprovokasi ular untuk menyerang.

Prioritaskan keselamatan dengan segera mengamankan anak-anak dan hewan peliharaan ke area yang aman dan tertutup. Pastikan pintu tertutup rapat agar ular tidak dapat mengikuti atau masuk ke area lain yang dihuni.

Setelah itu, segera hubungi pihak yang berwenang atau ahli penanganan reptil, seperti pemadam kebakaran atau komunitas penyelamat ular. Mereka memiliki peralatan dan keahlian untuk mengevakuasi ular dengan aman tanpa membahayakan diri Anda atau ular tersebut.

Pencegahan adalah kunci utama untuk menghindari ular masuk ke dalam rumah. Salah satu cara paling efektif adalah menjaga kebersihan lingkungan sekitar rumah, seperti memotong rumput secara rutin dan membersihkan semak belukar.

Tutup semua celah dan lubang di dinding, lantai, atau fondasi rumah, serta pastikan tidak ada retakan di bawah pintu atau ventilasi yang bisa menjadi jalur masuk ular. Gunakan kawat kasa atau dempul untuk menutup celah-celah tersebut.

Kontrol populasi hama seperti tikus dan serangga di dalam dan sekitar rumah, karena mereka adalah sumber makanan utama bagi ular. Menjaga rumah bebas dari hama akan mengurangi daya tarik ular untuk mendekat dan masuk ke dalam hunian Anda.

1. Apakah anakan kobra berbahaya jika masuk rumah? Ya, anakan kobra tetap berbisa kuat dan dapat menggigit saat merasa terancam.
2. Apakah anakan ular weling (Bungarus candidus) berbahaya? Sangat berbahaya karena racunnya neurotoksik meski ukurannya kecil.
3. Apakah anakan ular welang (Bungarus fasciatus) harus diwaspadai? Ya, karena bisa neurotoksiknya tetap mematikan walau masih muda.
4. Apakah anakan ular hijau ekor merah (Trimeresurus albolabris) berbahaya? Ya, karena ular ini berbisa hemotoksik dan dapat menyebabkan pembengkakan parah.
5. Apakah anakan ular tanah (Calloselasma rhodostoma) berbahaya? Ya, bisa hemotoksiknya mampu menimbulkan luka serius.
6. Apakah anakan ular king kobra berbahaya? Ya, walau kecil, sifat agresif dan bisanya tetap sangat kuat.
7. Apakah anakan ular sendok Jawa (Naja sputatrix) berbahaya? Ya, karena mampu menyemburkan dan menyalurkan bisa yang cukup kuat.