Liputan6.com, Jakarta Setiap menjelang Idul Adha, umat Islam di seluruh penjuru dunia bersiap merayakan hari kurban dengan penuh suka cita. Momen ini identik dengan pembagian daging dari hasil penyembelihan hewan kurban kepada keluarga, tetangga, hingga masyarakat kurang mampu. Tradisi ini membawa kebahagiaan sekaligus berkah yang dibagikan bersama, karena daging bisa diolah menjadi aneka makanan untuk keluarga tercinta.
Namun, tak sedikit masyarakat yang masih keliru dalam menangani daging kurban begitu sampai di rumah. Kebiasaan umum seperti mencuci daging menggunakan air keran langsung setelah daging diterima, ternyata justru bisa merusak struktur daging bahkan hingga memicu pertumbuhan bakteridan mempercepat pembusukan. Padahal, penanganan daging yang benar adalah kunci utama terjaganya kualitas daging agar tetap segar dan aman dikonsumsi.
Melalui artikel ini, Liputan6 akan mengajak Anda untuk mempelajari cara membersihkan dan menyimpan daging kurban yang mungkin masih jarang diketahui, namun justru terbukti efektif. Ikuti panduannya secara urut, agar daging kurban Anda tahan lebih lama dan tetap higienis tanpa mengorbankan rasa, selengkapnya.
Cara Membersihkan Daging yang Jarang Diketahui: Daging Harus Direbus
Dikutip dari laman Sarjana Terapan Teknologi Veteriner Universitas Gadjah Mada (UGM), langkah pertama yang penting dilakukan saat daging kurban terlihat kotor adalah jangan langsung membilasnya dengan air karena hal ini justru dapat membawa kotoran dari luar ke dalam serat daging yang halus. Daging segar memiliki struktur pori yang terbuka dan sangat mudah menyerap air, sehingga jika air mentah digunakan, risiko kontaminasi meningkat secara drastis.
Solusi yang lebih aman dan efektif adalah dengan cara merebus daging dalam air mendidih selama minimal 30 menit untuk memastikan bakteri, kotoran, dan mikroorganisme yang mungkin menempel dapat dihilangkan dengan sempurna. Perebusan juga membantu mengeluarkan darah dan sisa-sisa kotoran dari jaringan otot yang biasanya masih tertinggal setelah proses penyembelihan.
Selain berfungsi membersihkan, perebusan awal ini juga membuat daging menjadi lebih empuk tanpa perlu ditambahkan bahan pelunak kimia. Proses perebusan alami mampu menjaga kandungan gizi sekaligus mempersiapkan daging agar siap dimasak dalam bentuk hidangan apa pun, dari rendang hingga sop.
Langkah ini penting dilakukan sebagai tindakan awal sebelum pengolahan lebih lanjut, karena akan memperpanjang daya simpan daging dan mengurangi kemungkinan terjadinya aroma tidak sedap saat proses memasak berlangsung. Pastikan air yang digunakan bersih dan direbus hingga mendidih sebelum daging dimasukkan.
Menaburkan Garam Jika Sudah Terlanjur Dicuci dengan Air
Apabila daging kurban sudah telanjur dicuci menggunakan air keran, jangan panik karena ada langkah korektif yang bisa dilakukan untuk mengurangi risiko pembusukan. Salah satu metode efektif yang bisa diterapkan adalah dengan menaburkan garam dapur secara merata pada seluruh permukaan daging.
Garam memiliki sifat antiseptik alami yang bisa menarik kelembapan berlebih dari permukaan daging dan menghambat pertumbuhan mikroorganisme. Proses osmosis yang terjadi saat garam bersentuhan dengan daging membantu mengurangi kadar air dan mencegah bakteri berkembang biak dalam waktu singkat.
Setelah ditaburi garam, diamkan daging selama 10–15 menit sebelum melanjutkan ke proses pemasakan atau perebusan, agar kandungan air dapat terserap dengan optimal. Selama proses ini, daging juga mengalami penyerapan rasa dari garam yang nantinya bisa meningkatkan cita rasa akhir masakan.
Langkah ini bukan hanya menyelamatkan kualitas daging yang sudah dicuci, tetapi juga menjadi teknik dasar pengawetan alami sebelum daging dibekukan. Garam bisa digunakan sebagai alternatif jika Anda tidak memiliki akses ke perebusan dalam waktu cepat.
Gunakan Jeruk Nipis untuk Menghilangkan Prengus dan Melunakkan Daging
Salah satu masalah klasik saat mengolah daging kurban, terutama kambing, adalah bau prengus yang menyengat. Bau khas ini bisa membuat hasil masakan kurang menggugah selera, namun ada cara alami yang bisa digunakan untuk menghilangkannya, yakni dengan jeruk nipis.
Perasan jeruk nipis kaya akan asam sitrat yang mampu menetralkan bau menyengat sekaligus meluruhkan lemak dan darah yang masih menempel pada permukaan daging. Kandungan asam ini bekerja dengan memecah senyawa protein penyebab bau prengus yang terbentuk sejak proses penyembelihan.
Cara penggunaannya cukup mudah, yakni lumuri seluruh bagian daging dengan air perasan jeruk nipis, lalu diamkan selama 15 hingga 30 menit agar aroma asam menyerap ke dalam serat daging. Setelah itu, daging bisa langsung diolah atau direbus untuk hasil maksimal.
Selain menghilangkan bau, jeruk nipis juga memiliki efek pelunak alami yang membuat daging lebih empuk saat dimasak tanpa perlu menggunakan teknik pemasakan berjam-jam. Ini adalah solusi sederhana dan alami yang sangat efektif untuk meningkatkan kualitas olahan daging kurban Anda.
Rebus dengan Rempah agar Bersih dan Tidak Berbau Prengus
Jika Anda ingin hasil daging kurban yang bersih, lezat, dan harum, merebusnya bersama rempah-rempah adalah salah satu teknik yang sangat disarankan. Kombinasi jahe, lengkuas, daun salam, dan serai dapat memberikan efek antibakteri sekaligus aroma khas yang menggoda.
Langkah awalnya adalah merebus air hingga mendidih lalu masukkan rempah segar ke dalamnya, kemudian tambahkan potongan daging. Biarkan mendidih selama 30–45 menit hingga rempah meresap ke dalam daging dan membantu meluruhkan sisa-sisa darah maupun kotoran.
Rempah juga bekerja sebagai bahan antioksidan yang dapat menghambat pembentukan bau prengus dan memberikan rasa lebih dalam saat daging dimasak lebih lanjut. Teknik ini bisa menjadi pengganti sempurna jika Anda ingin menghindari metode marinasi menggunakan bahan kimia.
Menggunakan rempah dalam proses perebusan tak hanya mengangkat sisi kebersihan, tetapi juga membuat daging lebih sehat karena mengurangi kebutuhan akan bumbu penyedap tambahan saat dimasak. Ini menjadikan langkah ini sebagai cara multifungsi yang sangat dianjurkan.
Alasan Mengapa Daging Kurban Tidak Boleh Dicuci dengan Air: Bikin Busuk
Mengutip fimela.com, salah satu kesalahan paling umum yang dilakukan setelah menerima daging kurban adalah langsung mencucinya dengan air, padahal kebiasaan ini bisa membuat daging lebih cepat busuk. Hal ini karena air membawa banyak bakteri dan virus dari lingkungan yang bisa menempel dan berkembang pada permukaan daging.
Ketika air meresap ke dalam serat otot daging, kelembapan tersebut menjadi tempat ideal bagi mikroorganisme seperti Salmonella atau E. coli untuk berkembang biak, terutama jika daging tidak langsung diolah atau dimasukkan ke dalam freezer. Ini menjadikan daging rentan terhadap kontaminasi berbahaya.
Selain itu, kelembapan berlebih juga mempengaruhi struktur dan rasa daging yang menjadi lembek, cepat berubah warna, dan aromanya pun menjadi tidak sedap. Meskipun terlihat bersih di luar, risiko biologis justru meningkat setelah daging dicuci tanpa pengolahan lebih lanjut.
Oleh karena itu, teknik penyimpanan yang disarankan adalah menyimpan daging dalam suhu chiller terlebih dahulu selama 24 jam sebelum akhirnya dipindahkan ke dalam freezer, agar proses pendinginan lebih merata dan daging tetap segar hingga waktu dimasak tiba.
Pertanyaan dan Jawaban Seputar Topik
Apa bahaya mencuci daging kurban sebelum dimasak?
Mencuci daging bisa menyebabkan kontaminasi mikroba dari air ke dalam daging yang mempercepat pembusukan.
Bagaimana cara membersihkan daging tanpa air?
Rebus dalam air mendidih atau lumuri dengan jeruk nipis dan garam sebagai metode alami dan aman.
Apakah garam bisa mencegah daging cepat busuk?
Ya, garam menyerap air dari permukaan daging dan menghambat pertumbuhan bakteri penyebab pembusukan.
Apa solusi jika daging sudah dicuci?
Segera taburi dengan garam dan diamkan, lalu lanjutkan dengan perebusan untuk sterilisasi lebih lanjut.
Mengapa perlu menyimpan daging di chiller dulu sebelum freezer?
Agar suhu turun perlahan dan struktur daging tetap stabil, sehingga tidak mudah rusak saat dibekukan.