Liputan6.com, Jakarta Merayakan Iduladha selalu identik dengan penyembelihan hewan kurban dan pembagian daging kepada masyarakat. Momen ini penuh dengan nilai keikhlasan dan kebersamaan. Namun, tidak jarang masyarakat dibuat panik saat melihat daging kurban yang mereka terima berwarna agak kebiruan.
Perubahan warna pada daging sering kali menimbulkan kekhawatiran, apakah daging tersebut masih layak dikonsumsi atau sudah busuk? Banyak orang langsung membuangnya tanpa melakukan pengecekan lebih lanjut. Padahal, warna daging bukan satu-satunya indikator kesegaran dan kelayakan konsumsi.
Sebelum panik, penting bagi kita memahami apa penyebab perubahan warna tersebut dan bagaimana cara mengeceknya. Dengan memahami karakteristik daging yang masih segar atau yang sudah mulai rusak, kita bisa menghindari pemborosan sekaligus menjaga kesehatan.
Artikel ini akan membahas penyebab daging berwarna biru dan langkah-langkah praktis untuk mengeceknya sebelum dimasak.
Penyebab Daging Berwarna Biru
Warna biru atau keunguan pada daging tidak selalu menandakan bahwa daging tersebut busuk. Salah satu penyebab utamanya adalah proses oksidasi mioglobin, yaitu protein yang memberi warna merah pada daging. Ketika daging terpapar udara dalam waktu lama, warna merah bisa berubah menjadi kebiruan atau keabu-abuan.
Faktor lain yang memengaruhi warna daging adalah suhu dan kelembapan saat penyimpanan. Jika daging disimpan di tempat yang kurang dingin atau terlalu lembap, perubahan warna bisa terjadi lebih cepat. Warna biru ini juga bisa muncul jika daging tertindih atau tertekan terlalu lama sehingga pembuluh darahnya pecah.
Selain itu, pewarnaan bisa muncul akibat distribusi darah yang tidak sempurna saat proses penyembelihan. Hal ini menyebabkan bagian tertentu dari daging menyimpan lebih banyak darah sehingga tampak lebih gelap. Ini bukan indikasi pembusukan, tetapi lebih ke proses biologis yang alami.
Ciri-Ciri Daging yang Masih Layak Konsumsi
1. Aroma Tidak Menyengat
Daging segar memiliki bau khas yang tidak tajam. Jika baunya asam atau busuk, sebaiknya dihindari. Aroma adalah indikator pertama yang mudah dikenali.
2. Tekstur Kenyal dan Tidak Berlendir
Daging yang masih layak akan terasa kenyal saat ditekan. Jika permukaannya licin atau berlendir, itu tanda adanya pertumbuhan bakteri. Cek tekstur dengan menyentuhnya secara perlahan.
3. Warna Masih Wajar meski Tidak Merah Cerah
Warna daging bisa saja biru keunguan karena oksidasi atau tekanan. Selama tidak diikuti tanda busuk lainnya, daging masih bisa diolah. Warna bukan satu-satunya indikator kesegaran.
Langkah-Langkah Mengecek Daging Sebelum Dimasak
1. Cium Aromanya
Keluarkan daging dari kulkas dan cium baunya. Jika tidak menyengat atau asam, kemungkinan masih aman. Aroma busuk yang kuat adalah tanda daging tidak layak.
2. Periksa Tekstur dan Warna Sekaligus
Tekan daging dengan jari, pastikan masih kenyal dan tidak berlendir. Warna kebiruan tidak selalu berbahaya, asal tidak diikuti tanda pembusukan lain. Kombinasi warna, bau, dan tekstur perlu diperhatikan bersama-sama.
3. Cuci dan Masak Hingga Matang
Bilas daging di air mengalir untuk menghilangkan sisa darah atau lendir. Setelah itu, masak dengan suhu tinggi hingga benar-benar matang. Ini penting untuk membunuh bakteri yang mungkin ada.
Pertanyaan Seputar Topik
1. Apakah daging berwarna biru pasti busuk?
Tidak. Warna biru bisa terjadi karena oksidasi mioglobin atau proses penyimpanan, dan bukan berarti daging telah membusuk.
2. Apa yang harus diperhatikan selain warna untuk menilai kesegaran daging?
Perhatikan bau, tekstur, dan keberadaan lendir. Daging yang busuk biasanya berbau menyengat dan berlendir.
3. Bagaimana cara mengatasi keraguan saat menerima daging kurban?
Cek aroma dan teksturnya. Jika tidak ada bau busuk dan teksturnya masih kenyal, kemungkinan besar masih aman dikonsumsi.
4. Apakah aman memasak daging yang agak kebiruan?
Selama tidak ada bau busuk atau tekstur berlendir, daging tersebut masih bisa dimasak dengan baik dan aman untuk dikonsumsi.