Cara Bikin Sate Kurban yang Tidak Keras dan Kering, Santapan Idul Adha 2025 Jadi Lebih Spesial

5 days ago 18

Liputan6.com, Jakarta Merayakan Idul Adha tak lengkap tanpa menikmati hidangan sate dari daging kurban. Namun, banyak yang mengeluh daging sate buatan sendiri sering kali terasa keras dan kering. Padahal, dengan teknik yang tepat, sate kurban bisa terasa empuk, juicy, dan menggugah selera seperti hidangan restoran.

Kunci utama dari sate yang lezat terletak pada proses pemilihan bagian daging, teknik marinasi, serta cara membakar yang benar. Daging kurban, terutama dari kambing atau sapi, memiliki serat yang lebih kasar dan aroma khas, sehingga perlu perlakuan khusus agar tetap nikmat ketika disajikan sebagai sate. Kesalahan kecil seperti memotong daging terlalu besar atau membakar terlalu lama bisa membuat sate menjadi alot dan kehilangan cita rasanya.

Dalam artikel ini, kami akan membagikan tips praktis untuk mengolah daging kurban menjadi sate yang empuk dan tidak kering. Mulai dari memilih potongan daging yang tepat, membuat bumbu marinasi yang efektif, hingga trik memanggang yang menghasilkan tekstur sempurna—semuanya akan dibahas lengkap agar pengalaman memasak dan menyantap sate kurban tahun ini jadi lebih menyenangkan.

1. Pilih Bagian Daging yang Tepat

Tidak semua bagian daging cocok untuk dijadikan sate. Pilihlah bagian yang memiliki cukup lemak dan serat halus seperti paha bagian atas, has luar, atau bagian iga. Lemak membantu menjaga kelembapan daging saat dibakar, sedangkan serat halus membuat tekstur lebih empuk dan mudah dikunyah.

Menggunakan bagian daging yang terlalu keras seperti sengkel atau otot akan membutuhkan proses tambahan seperti perebusan atau pemotongan halus. Jika terpaksa menggunakan bagian ini, pastikan dipotong kecil dan tipis agar cepat matang dan tidak alot saat digigit.

2. Potong Daging dengan Arah yang Tepat

Cara memotong daging mempengaruhi teksturnya setelah matang. Selalu potong melawan arah serat daging agar hasilnya lebih empuk. Potongan yang salah dapat menyebabkan daging menjadi alot meski dimasak dengan baik.

Selain itu, potong daging dengan ukuran seragam—sekitar 2–3 cm—agar proses pemanggangan merata. Potongan yang terlalu besar membuat daging bagian dalam sulit matang, sedangkan bagian luarnya bisa gosong lebih dulu, menyebabkan tekstur menjadi keras dan kering.

3. Rendam dalam Bumbu Marinasi yang Mengandung Asam

Merendam daging dalam bumbu marinasi setidaknya selama 1–2 jam sebelum dibakar sangat penting. Gunakan bahan marinasi yang mengandung asam seperti jeruk nipis, nanas, yogurt, atau cuka. Kandungan asam membantu memecah serat otot, membuat daging menjadi lebih empuk.

Namun, jangan terlalu lama merendam daging dengan bahan yang sangat asam seperti nanas, karena bisa membuat daging justru menjadi lembek dan kehilangan tekstur. Campuran asam, manis, dan rempah akan menyeimbangkan rasa serta membantu menjaga kelembapan selama proses pemanggangan.

4. Gunakan Bumbu Oles Saat Membakar

Mengoleskan bumbu selama proses pemanggangan bukan hanya memperkaya rasa, tapi juga menjaga kelembapan daging. Bumbu oles biasanya berupa campuran kecap, minyak, dan bumbu halus seperti bawang putih, ketumbar, dan kemiri. Lapisan bumbu ini membantu mengunci kelembapan dalam daging.

Olesi sate setiap kali selesai dibalik di atas bara agar bumbu meresap merata. Selain menjaga kelembapan, teknik ini juga menciptakan lapisan karamelisasi yang menggoda di permukaan sate, membuatnya lebih gurih dan beraroma sedap.

5. Gunakan Arang yang Panas Stabil dan Jarak yang Tepat

Suhu arang yang terlalu panas dapat membuat sate cepat gosong di luar namun belum matang di dalam. Gunakan arang dengan panas sedang dan pastikan jarak antara sate dan bara api cukup, sekitar 10–15 cm. Ini mencegah pembakaran terlalu cepat yang membuat daging kering.

Perhatikan pula proses membakar: bolak-balik sate secara teratur agar tidak ada sisi yang terlalu lama terkena panas langsung. Teknik ini membantu daging matang sempurna dari luar ke dalam, tetap juicy, dan tidak mudah kering.

6. Istirahatkan Sate Setelah Dibakar

Setelah matang, jangan langsung menyajikan sate. Diamkan selama 3–5 menit agar cairan dalam daging meresap kembali ke serat. Jika langsung dipotong atau dikonsumsi, cairan akan keluar, membuat daging terasa lebih kering.

Proses ini disebut “resting” dan sering digunakan dalam teknik memasak daging ala restoran. Hasilnya, sate menjadi lebih lembut, juicy, dan kaya rasa saat digigit. Ini adalah langkah sederhana tapi sering dilupakan oleh banyak orang saat memasak sate kurban.

Pertanyaan Umum Seputar Cara Bikin Sate Kurban yang Tidak Keras dan Kering

1. Kenapa sate kurban sering keras dan alot?

Karena daging tidak dipotong melawan serat dan tidak melalui proses marinasi yang cukup. Selain itu, suhu pembakaran yang terlalu tinggi juga bisa membuat daging cepat kering.

2. Apa bagian daging terbaik untuk membuat sate kurban?

Gunakan bagian yang berlemak dan tidak terlalu berserat seperti paha atas atau has luar. Bagian ini lebih empuk dan cepat matang saat dibakar.

3. Berapa lama sebaiknya daging direndam dalam bumbu?

Minimal 1 jam, idealnya 2–3 jam agar bumbu meresap dan tekstur lebih empuk. Jangan terlalu lama jika menggunakan bahan asam seperti nanas.

4. Apakah boleh langsung membakar daging tanpa marinasi?

Boleh, tapi hasilnya cenderung lebih keras dan hambar. Marinasi membantu melembutkan serat daging dan menambah cita rasa.

5. Bagaimana cara memanggang agar sate tidak kering?

Gunakan api sedang dan olesi sate secara berkala dengan bumbu. Jangan lupa balik sate secara teratur agar matang merata dan tetap juicy.

Read Entire Article
Photos | Hot Viral |