Liputan6.com, Jakarta Setiap tahunnya, saat momen Idul Adha tiba, banyak masyarakat Indonesia menerima daging kurban dalam berbagai bentuk, baik sapi maupun kambing. Namun, tidak semua orang bisa dengan mudah membedakan jenis daging tersebut, terutama ketika sudah dipotong dan tidak disertai dengan ciri-ciri fisik hewan yang jelas. Kesalahan ini bisa berdampak pada cara pengolahan yang kurang tepat karena tekstur dan rasa daging sapi serta kambing memiliki karakteristik yang berbeda.
Perbedaan antara daging sapi dan kambing sebenarnya bisa dikenali dengan cukup mudah apabila kita memahami tanda-tanda fisiknya. Sayangnya, banyak yang masih mengandalkan insting atau sekadar melihat warna daging, yang sering kali menyesatkan. Padahal, ada beberapa indikator teknis yang bisa dijadikan panduan untuk membedakan keduanya secara akurat.
Dalam artikel ini, kami akan membahas secara rinci bagaimana membedakan daging sapi dan kambing setelah disembelih. Informasi ini akan sangat berguna, tidak hanya saat perayaan Idul Adha, tetapi juga ketika berbelanja di pasar atau mengolah daging di rumah sehari-hari.
1. Perhatikan Warna dan Serat Daging
Warna daging merupakan indikator pertama yang dapat dikenali secara visual. Daging sapi umumnya memiliki warna merah cerah atau merah muda jika berasal dari sapi muda, sedangkan daging kambing cenderung berwarna merah tua atau agak keunguan. Perbedaan warna ini dipengaruhi oleh usia, jenis hewan, dan kandungan mioglobin dalam ototnya.
Selain warna, perhatikan juga serat pada daging. Daging sapi memiliki serat yang lebih besar, kasar, dan terlihat jelas, sehingga terasa lebih padat saat disentuh. Sebaliknya, daging kambing mempunyai serat yang lebih halus, rapat, dan teksturnya terasa lebih kenyal serta lentur.
Namun, dalam beberapa kasus tertentu seperti daging sapi tua atau kambing muda, perbedaan warna dan serat ini bisa menjadi tidak terlalu kentara. Oleh karena itu, indikator lain perlu diperhatikan untuk memastikan identitas jenis daging tersebut.
2. Aromanya Bisa Jadi Pembeda Utama
Bau khas dari daging juga menjadi pembeda yang cukup signifikan. Daging kambing memiliki aroma prengus yang cukup tajam, bahkan tetap tercium meskipun dagingnya masih segar. Aroma ini berasal dari kandungan feromon dan lemak khas kambing yang tidak dimiliki oleh sapi.
Sebaliknya, daging sapi memiliki aroma yang lebih netral dan tidak sekuat daging kambing. Meskipun ada sedikit bau amis, tetapi tidak menyengat atau menusuk hidung. Aroma sapi biasanya baru tercium kuat ketika daging sudah mulai tidak segar.
Namun penting diingat, bau bisa sedikit tersamarkan jika daging dicuci atau disimpan dalam freezer. Oleh karena itu, penciuman sebaiknya dilakukan saat daging masih dalam kondisi segar setelah penyembelihan.
3. Bentuk dan Distribusi Lemak
Lemak menjadi ciri pembeda penting yang sering kali diabaikan. Daging sapi umumnya memiliki lemak yang lebih banyak dan tersebar di antara serat daging dalam bentuk marbling atau bercak putih kecil. Lemak sapi juga lebih lunak dan mudah meleleh ketika dipanaskan.
Daging kambing cenderung memiliki lemak yang menggumpal di bagian tertentu, terutama di sekitar tulang dan bagian luar daging. Lemak kambing juga lebih keras dan berwarna putih kekuningan, serta tidak menyebar merata dalam daging.
Jika Anda melihat potongan daging dengan banyak lapisan lemak yang menyatu dengan daging, kemungkinan besar itu adalah daging sapi. Sebaliknya, jika lemaknya terlihat menempel pada sisi-sisi dan mudah dipisahkan, itu bisa jadi daging kambing.
4. Periksa Ukuran Tulang dan Potongan Daging
Ukuran dan bentuk tulang bisa menjadi acuan saat mengidentifikasi jenis daging, terutama setelah disembelih dan dipotong. Daging sapi memiliki tulang yang lebih besar dan tebal karena postur tubuh sapi yang juga jauh lebih besar dari kambing. Tulang rusuk sapi, misalnya, akan terlihat lebar dan padat.
Sementara itu, tulang pada daging kambing lebih kecil, pipih, dan ringan. Bahkan potongan daging yang menempel pada tulang biasanya juga lebih tipis. Ini bisa diamati dengan mudah saat Anda menerima daging kurban dalam bentuk potongan campuran (daging dan tulang).
Ketika tidak yakin dengan warna atau aroma, membandingkan potongan daging yang menyertakan tulang bisa menjadi solusi yang sangat efektif. Perbedaan ini cukup jelas dan jarang menimbulkan keraguan.
5. Tekstur Saat Dimasak dan Rasa
Perbedaan tekstur akan terasa jelas ketika daging sudah dimasak. Daging sapi cenderung lebih padat dan berserat kasar, membutuhkan waktu memasak lebih lama agar empuk. Rasanya gurih dan cocok untuk berbagai macam masakan berbumbu berat seperti rendang atau semur.
Daging kambing lebih cepat empuk saat dimasak, terutama jika berasal dari kambing muda. Teksturnya lebih kenyal dan berlemak, serta memiliki rasa khas yang lebih tajam dari sapi. Rasa prengus yang muncul menjadi ciri khas, dan biasanya diatasi dengan rempah seperti jahe, serai, atau daun jeruk.
Jika Anda memasak kedua jenis daging ini dalam waktu dan teknik yang sama, perbedaan hasil akhir bisa sangat mencolok. Daging sapi akan lebih kaku dan tetap terasa padat, sedangkan daging kambing bisa lebih mudah hancur atau empuk, tergantung cara memasaknya.
Pertanyaan dan Jawaban Pendek
Q: Bagaimana cara mengenali daging sapi dan kambing dari warna?
A: Daging sapi berwarna merah cerah, sedangkan daging kambing cenderung merah gelap atau keunguan.
Q: Apakah bau prengus hanya ada pada daging kambing?
A: Ya, bau prengus khas hanya ditemukan pada daging kambing, bukan pada sapi.
Q: Apa ciri lemak daging sapi?
A: Lemaknya lembut, berwarna putih, dan menyebar di antara serat daging (marbling).
Q: Mana yang lebih cepat empuk saat dimasak, kambing atau sapi?
A: Daging kambing lebih cepat empuk dibandingkan daging sapi.
Q: Apakah tulang bisa jadi acuan membedakan daging?
A: Bisa, karena tulang sapi lebih besar dan tebal dibandingkan kambing.
Q: Bagaimana tekstur daging kambing setelah dimasak?
A: Teksturnya lebih kenyal dan terasa lebih ringan dibanding daging sapi.