Baju Adat Sulawesi Barat Khas Suku Mandar, Ciri Khas dan Aksesoris Lengkap

1 day ago 4

Liputan6.com, Jakarta - Indonesia merupakan surga bagi keberagaman budaya, tak terkecuali Sulawesi Barat. Provinsi yang terbentuk pada 2004 ini menjadi rumah sejak dulu bagi suku Mandar, yang meninggalkan jejak budaya dari busana tradisionalnya. Baju adat Sulawesi Barat menjadi daya tarik dan identitas bagi Suku Mandar dengan ciri perbaduan warna cerah.

Merujuk buku Atlas Budaya dan Tradisi Nusantara oleh Yuliana Kartikawati (2017: hlm 119), Pakaian adat bagi laki-laki Sulawesi Barat umumnya ialah Pattuqduq Towaine yang  terdiri dari celana panjang, baju lengan panjang, kain bermotif melilit di pinggang. Sedangkan untuk perempuan memakai baju berlengan pendek, kain sarung bermotif, ikat pinggang, dan aksesoris rambut.

Dalam berbagai upacara adat, pernikahan, hingga festival budaya, masyarakat di sana masih memegang teguh tradisi dengan menunjukkan pakaian adat mereka. Tak hanya sekedar pakaian adat, baju adat Sulawesi Barat punya ciri khas, aksesoris, hingga filosofi yang penuh makna sebagai seni berbusana dari Tanah Mandar.

Baju Adat Sulawesi Barat Wanita

Berdasarkan referensi dari buku Ensiklopedi Seni Dan Budaya 3 Pakaian Nusantara oleh R. Toto Sugiarto (2016: hlm. 85), baju adat Sulawesi barat yang utama untuk perempuan di Sulawesi Barat dikenal dengan sebutan Pattuqduq Towaine. 

Pattuqduq Towaine yang dipakai wanita Mandar ini sering terlihat saat dipakai oleh para penari Pattuqduq, tarian sambutan yang sakral dan penuh makna. Komponen utama baju adat Sulawesi barat khas Suku Mandar ini ialah: 

1. Baju Rawang Boko/ Pokko

Baju Pokko adalah baju kurung dengan potongan lengan pendek. Panjang lengan ini biasanya hanya sebatas bahu atau setengah lengan atas, yang menjadi ciri khas pembeda dengan baju bodo dari suku Bugis-Makassar yang cenderung lebih longgar dan berlengan setengah. 

Baju Rawang Boko biasanya dibuat dari kain dengan warna-warna yang cerah dan mencolok. Mulai dari merah, kuning keemasan, atau hijau terang. Warna cerah ini melambangkan kegembiraan, semangat dan kemuliaan. 

Baju ini dibuat dari bahan kain yang tak terlalu tebal namun kaku agar bentuknya terjaga. Potongannya yang ngepas di badan memberikan siluet yang rapi bagi pemakainya. 

2. Bawahan Lipaq Saqbe 

Jika memakai Baju Bokko, wajib memakai bawahan Lipaq Saqbe. Lipaq Saqbe merupakan sarung sutra khas Mandar yang dibuat dengan cara teknik tenun tradisional yang rumit dan butuh waktu lama. Kualitas kain sutra Mandar sudah diakui dunia lewat motifnya yang unik.

Komponen utama dari baju adat Sulawesi Barat ini memiliki motif yang terkenal seperti Corak Saqbe. Selain itu ada Puang, Surek, Kawaq, atau Surek Pattinjo. Motif ini biasanya dipenuhi pola geometris yang kaya warna, melambangkan kekayaan alam dan budaya Mandar. 

Aksesoris dan Perhiasan Pattuqduq Towaine

Kelengkapan Pattuqduq Towaine tak bisa lepas dari perhiasan dan aksesorisnya. Seperti yang dikutip dari Atlas Budaya dan Tradisi Nusantara karya Yuliana Kartikawati, perempuan Sulawesi Barat mengenakan berbagai tambahan perhiasan mulai dari gelang, kalung, hingga anting-anting.  

Hiasan Kepala dan Rambut

 Aksesori rambut menjadi elemen penting. Umumnya berupa Pindang yakni rangkaian bunga atau hiasan berbentuk sisir yang disematkan pada sanggul rambut. Hiasan iini biasanya berwarna emas, memberikan kesan ningrat pada pemakainya. Ada juga Sokko atau tusuk konde yang memperkuat sanggul.

Perhiasan Telinga dan Leher

Di bagian telinga mereka mengenakan anting-anting panjang yang disebut Dali atau Bangkara. Bentuknya menjuntai menambah kesan luwes pada leher jenjang perempuan Mandar. Kalungnya disebut Assi-assi, kalung panjang yang menjuntai di dada, menambah kesan mewah dan agung.

Selendang (Salassaq) Terkadang ditambah selendang yang disampirkan di bahu menambah dimensi warna dan kemegahan pada busana. 

Gelang Kawali dan Ponto

Lengan yang terbuka karena potongan baju Pokko tidak dibiarkan kosong disinilah letak keunikan pra perempuan Mandar yang memakai gelang besar disebut Poonto atau Galla. Ada dua jenis gelang utama:

  • Ponto Naga Gelang berbentuk naga yang melilit lengan.
  • Ponto Jima: Gelang pipih lebar yang menutupi sebagian lengan bawah. 

Banyaknya gelang yang dipakai biasanya dalam jumlah ganjil, dulunya juga menandakan status sosial. Semakin banyak gelang emas yang melingkar, semakin tinggi status kebangsaan dan kemampuan ekonomi keluarga tersebut.

Pakaian Adat Laki-Laki Sulawesi Barat

Busana laki-laki Mandar dalam konteks baju adat Sulawesi Barat juga tak kalah menarik. Baju adat pria cenderung lebih tertutup dan memancarkan aura kepemimpinan.

Jas Tutu dan Celana Panjang

Laki-laki Mandar umumnya memakai atasan berupa Jas Tutu. jas ini mirip dengan beskap namun punya kerah tegak dan biasanya berwarna hitam. Jas ini dipadukan dengan celana panjang berbahan kain yang senada dengan jasnya. 

Kain Sarung dan Batik

Poin penting busana pria ada pada penggunaan kain sarung Lipaq Saqbe yang dililitkan di pinggang di atas celana panjang. Panjang sarung ini biasanya hanya sampai lutut (seperti rok pendek di atas celana) 

Bagian depan sarung atau di sela-sela ikatan pinggang diselipkan senjata tradisional disebut Badik. Badik bukan sekedar senjata, namun simbol harga diri bagi laki-laki Sulawesi Selatan dan Barat. 

Songkok 

Sebagai pelengkap, laki-laki mengenakan penutup kepala atau songkok, peci khas Mandar. Songkok ini terbuat dari anyaman serat lontar dengan hiasan benang emas di pinggirnya, atau dikenal Songkok Recca. 

Maka Filosofis dalam Baju Adat Sulawesi Barat

Warna Cerah pada Wanita

Melambangkan keceriaan, kesucian, dan peran wanita sebagai penerang dalam keluarga dan masyarakat.

Selain itu, sarna dalam busana Mandar bukan sekadar estetika. Dalam konsep tradisional, warna merah (Mamea) sering diasosiasikan dengan kaum bangsawan tinggi. Warna kuning (Kuni) juga melambangkan keagungan. 

Sementara warna putih (Pute) menujukkan kesucian yang sering dipakai oleh para pemuka agama atau Imam. Hijau melambangkan kesuburan dan kesejahteraan yang sering dipakai oleh kaum bangsawan madya.

Kain Sutra pada Lipaq Saqbe

Sutra adalah material mewah yang melambangkan kemakmuran, kehalusan budi, dan tingginya martabat rakyat Mandar. Sutra juga menunjukkan kemahiran Mandar dalam berdagang.

Posisi Badiq

Peletakan Badik di depan pinggang pria adalah simbol kehormatan (Sirri) yang harus dijaga. Badik adalah representasi diri dan setiap pria Mandar harus siap membela Sirri-nya kapanpun diperlukan.

Kerumitan Aksesori

Perhiasan kompleks yang digunakan sering mengindikasikan status sosial, kejayaan, dan tingkat kematangan spiritual pemakainya. 

QNA

Q: Apa nama baju adat paling dikenal di Sulawesi Barat?

A: Salah satu yang terkenal adalah Baju Pokko, khas perempuan Mandar dengan warna cerah dan motif sederhana.

Q: Bahan apa yang biasa digunakan untuk baju adat Sulawesi Barat?

A: Umumnya memakai kain tenun tradisional Mandar yang dibuat secara manual menggunakan alat tenun sederhana.

Q: Apakah warna baju adat Sulawesi Barat memiliki makna?

A: Ya, warna cerah seperti merah dan kuning sering melambangkan keberanian, kebesaran, dan kebahagiaan.

Q: Kapan baju adat Sulawesi Barat dikenakan?

A: Busana ini biasanya dipakai saat upacara adat, pernikahan, festival budaya, hingga acara resmi daerah.

Q: Apakah baju adat Sulawesi Barat memiliki aksesori pelengkap?

A: Ada, seperti hiasan kepala, kalung, ikat pinggang, serta aksesoris khas Mandar lainnya.

Read Entire Article
Photos | Hot Viral |