Arti Posisi Duduk di Tepi Kursi Saat Ngobrol Menurut Psikologi, Wajib Tahu

6 days ago 16

Liputan6.com, Jakarta Cara duduk seseorang saat berbicara ternyata bisa menyampaikan banyak hal. Posisi duduk di tepi kursi sering kali muncul tanpa sadar saat seseorang merasa terlibat, gugup, atau tidak nyaman. Psikologi menunjukkan bahwa bahasa tubuh seperti ini punya makna emosional yang dalam.

Saat kamu duduk di tepi kursi dalam obrolan, lawan bicara bisa langsung menangkap sinyal tertentu. Bisa jadi kamu terlihat antusias, bisa juga tampak tegang atau ingin segera pergi. Posisi ini bukan gerakan acak, tapi bentuk komunikasi nonverbal yang kuat.

Kondisi emosional dan dinamika sosial memengaruhi cara dudukmu. Posisi duduk menyamping atau mencondongkan tubuh ke depan bisa menunjukkan berbagai niat tersembunyi. Penting untuk memahami konteks agar tidak salah menafsirkan sikap orang lain.

Psikologi menjelaskan bahwa gerakan tubuh ini mencerminkan perasaan terdalam seseorang. Bahkan gestur sederhana seperti duduk di ujung kursi bisa mengungkapkan kecemasan atau minat tinggi. Kamu perlu tahu apa arti sebenarnya dari posisi ini agar tidak salah paham dalam berinteraksi. Berikut penjelasannya dirangkum Liputan6.com dari Okdiario, Selasa (27/5/2025). 

1. Tanda Kecemasan atau Tekanan Sosial

Duduk tegak di tepi kursi sering kali mengindikasikan tekanan psikologis. Posisi ini mencerminkan sistem saraf yang waspada, seolah-olah tubuh bersiap menghadapi situasi sulit. Situasi seperti wawancara kerja atau konflik membuat tubuh memberi sinyal siaga.

Bahu tegang, kaki menjejak kuat, dan postur kaku adalah ciri khas dari energi gugup. Dalam situasi sosial, bahasa tubuh ini bisa memperkuat ketegangan antar individu. Ketegangan ini bisa menular dan memperburuk suasana obrolan.

Jika kamu merasa duduk seperti ini, coba sandarkan punggung ke kursi beberapa detik. Perubahan kecil ini bisa membantu pikiranmu lebih tenang. Gerakan sederhana ini memberi sinyal bahwa kamu terbuka dan tidak merasa terancam.

2. Keterlibatan Emosional dan Minat Serius

Mencondongkan tubuh ke depan tanpa mengangkat pinggul bisa menunjukkan keterlibatan emosional. Ini tanda bahwa kamu benar-benar mendengarkan dan terhubung secara mental. Gerakan ini biasanya muncul secara alami saat obrolan menarik perhatianmu.

Biasanya, posisi ini disertai kontak mata dan respons wajah yang aktif. Kombinasi ini memperkuat pesan bahwa kamu hadir secara penuh dalam percakapan. Orang lain akan menangkap sinyal bahwa kamu menghargai pembicaraan tersebut.

Posisi duduk ini memberi kesan positif jika dilakukan secara rileks dan alami. Jika terlalu kaku, bisa berubah menjadi tanda gugup. Keseimbangan antara keterlibatan dan kenyamanan jadi kuncinya.

3. Ketidaknyamanan atau Ambivalensi Sosial

Duduk di ujung kursi dengan tubuh sedikit menyamping bisa menunjukkan Ambivalensi atau ragu-ragu. Postur ini sering diasosiasikan dengan keinginan untuk menjaga jarak emosional. Meskipun tidak disengaja, posisi ini bisa dianggap sebagai tanda tidak nyaman.

Dalam interaksi kelompok, postur ini dapat dibaca sebagai kurangnya minat. Padahal, kamu mungkin hanya merasa lelah atau ingin menghindari konflik. Orang lain bisa salah paham jika tidak memahami konteks emosionalmu.

Untuk menghindari kesalahpahaman, usahakan tetap menjaga postur yang terbuka. Duduk dengan posisi stabil dan menghadap lawan bicara membantu menunjukkan keterlibatan. Bahasa tubuh yang jelas membantu komunikasi berjalan lebih efektif.

Posisi Duduk yang Benar Menurut Ahli

Merangkum dari laman Hermanmiller, posisi duduk yang salah bisa berakibat buruk pada kesehatan, terlebih bagi orang yang bekerja dalam posisi duduk setiap hari. Oleh karenanya, posis duduk yang benar sangat disarankan, seperti: 

1. Posisi Kaki yang Stabil

Pastikan telapak kakimu menyentuh lantai secara penuh. Atur tinggi kursi sehingga lutut membentuk sudut 90 derajat dan paha sejajar lantai. Keseimbangan ini penting untuk menopang postur tubuh bagian atas.

2. Posisi Siku yang Nyaman

Siku sebaiknya membentuk sudut 90 derajat dan dekat dengan tubuh. Permukaan meja harus setinggi siku agar bahu tetap rileks. Jika perlu, sesuaikan kursi atau gunakan sandaran kaki.

3. Posisi Pergelangan Tangan yang Netral

Pergelangan tangan harus lurus dan tidak menggantung saat mengetik. Tempatkan keyboard dan tetikus dalam posisi sejajar dan mudah dijangkau. Ini membantu mencegah ketegangan otot tangan dan bahu.

4. Posisi Mata yang Tepat

Atur monitor agar sepertiga atas layar sejajar dengan tinggi mata. Jarak layar ideal adalah sekitar satu lengan dari wajah. Hindari membungkuk agar leher dan tulang belakang tetap lurus dan sehat.

Read Entire Article
Photos | Hot Viral |