Liputan6.com, Jakarta - Aksara murda dianggap istimewa karena penggunaannya tidak bisa sembarangan. Dalam sistem penulisan Jawa, aksara murda memiliki fungsi serupa dengan huruf kapital pada alfabet Latin, namun penerapannya jauh lebih terbatas dan diatur ketat oleh kaidah penulisan tradisional. Biasanya, aksara ini digunakan pada kondisi tertentu seperti saat menulis nama orang, tempat, lembaga, atau gelar kehormatan. Meski demikian, tidak semua huruf dalam aksara Jawa memiliki versi murda, sehingga penulis harus memahami aturan dan konteks penggunaannya agar tak keliru.
Seperti halnya huruf kapital dalam bahasa Indonesia, aksara murda juga berperan sebagai simbol penghormatan dalam tulisan. Aksara murda berfungsi menambah unsur kesopanan dan keindahan dalam teks berbahasa Jawa. Namun karena jumlah huruf murda terbatas, banyak kata tetap ditulis menggunakan bentuk dasar atau hanacaraka. Dalam konteks budaya, cara penulisan menggunakan aksara murda mencerminkan tata krama masyarakat Jawa yang menjunjung tinggi nilai hormat, sama seperti masyarakat dari bahasa Batak atau bahasa Madura memiliki bentuk penghormatan tersendiri dalam tutur bahasanya.
Pengertian Aksara Murda
Secara sederhana, aksara murda dapat disebut sebagai versi huruf kapital dalam aksara Jawa. Dalam naskah kuno, aksara ini juga dikenal dengan sebutan aksara sirah atau aksara sesirah, yang berarti “huruf kepala.” Berdasarkan sumber-sumber klasik, terdapat tujuh huruf utama dalam aksara murda.
Huruf-huruf dalam aksara murda digunakan untuk menandai nama, gelar, atau istilah penting dalam penulisan Jawa. Selain untuk penulisan nama orang, aksara murda juga digunakan dalam nama tempat, lembaga, organisasi, hingga wilayah geografis. Fungsi ini juga mencerminkan nilai sopan santun dalam budaya tulis, seperti dalam bahasa Padang yang memiliki struktur ungkapan hormat tersendiri. Oleh karena itu, mengenali aksara murda menjadi langkah penting bagi siapa pun yang ingin memahami bahasa dan budaya Jawa secara mendalam.
Jumlah dan Bentuk Aksara Murda
Secara keseluruhan, terdapat delapan huruf dalam sistem aksara murda, namun hanya tujuh yang masih umum digunakan saat ini. Huruf-huruf tersebut meliputi:
Na = ꦟ
Ka = ꦑ
Ta = ꦡ
Sa = ꦯ
Pa = ꦦ
Ga = ꦓ
Ba = ꦨ
Masing-masing huruf memiliki pasangan dan sandhangan yang dapat disesuaikan dengan konteks penulisan. Keterbatasan bentuk huruf aksara murda menuntut ketelitian penulis. Jika huruf pertama dalam kata tidak memiliki versi murda, penulisan dapat berpindah ke huruf kedua atau ketiga.
Misalnya, dalam kata Indonesia, karena huruf “I” tidak memiliki bentuk murda, maka huruf “Ne” dapat ditulis dengan bentuk murda. Pola semacam ini menunjukkan fleksibilitas penggunaan aksara murda, namun tetap dalam bingkai aturan baku.
Fungsi dan Tujuan Penggunaan Aksara Murda
Fungsi utama aksara murda yakni untuk menandai kata-kata yang dianggap penting dan perlu ditulis dengan penuh rasa hormat. Aksara ini digunakan untuk menulis nama orang, tempat, lembaga, jabatan, hingga organisasi. Dengan aksara murda, pembaca bisa langsung memahami bahwa kata tersebut memiliki status khusus.
Aksara murda juga menjadi cerminan nilai budaya. Penggunaannya menggambarkan penghormatan terhadap seseorang atau sesuatu. Oleh karena itu, penggunaannya tidak bisa dilakukan sembarangan. Penulis harus memahami konteks dan makna di balik kata tersebut agar pesan yang disampaikan sesuai dengan nilai kesopanan yang dijunjung masyarakat Jawa.
Aturan Teknis dalam Penulisan Aksara Murda
Dalam penulisannya, aksara murda memiliki beberapa aturan yang wajib diperhatikan, yakni:
- Aksara murda tidak dapat dijadikan huruf mati.
- Aksara ini tetap bisa diberi pasangan atau sandhangan seperti halnya aksara Jawa lainnya.
- Aksara murda tidak harus digunakan di awal kalimat, kecuali jika kalimat tersebut diawali dengan nama orang, tempat, lembaga, atau organisasi.
- Setiap kata hanya boleh memuat satu aksara murda saja.
Penulisannya aksara murda juga harus mengikuti urutan dari awal hingga akhir kata. Jika huruf pertama tidak memiliki bentuk murda, maka digunakan huruf berikutnya yang memiliki versi tersebut. Huruf-huruf yang tidak memiliki bentuk murda tetap ditulis menggunakan aksara Jawa biasa. Dengan memahami aturan-aturan ini, kita dapat menulis aksara Jawa secara benar, indah, dan sesuai kaidah budaya.
Contoh Penulisan Aksara Murda
Berikut beberapa contoh penerapan aksara murda dalam berbagai kata:
1. ꦦꦿꦧꦸꦨꦭꦢꦺꦮ = Prabu Baladewa
Arti: Raja Baladewa
Digunakan untuk nama tokoh kerajaan dalam kisah pewayangan.
2. ꦑꦂꦠꦶꦤꦶ = Kartini
Arti: Raden Ajeng Kartini
Contoh penggunaan aksara murda untuk nama tokoh perempuan.
3. ꦥꦚ꧀ꦕꦱꦶꦭ = Pancasila
Arti: Dasar Negara Indonesia
Menunjukkan penerapan aksara murda untuk nama lembaga penting.
4. ꦓꦸꦱ꧀ꦠꦶꦦꦼꦔꦺꦫꦤ꧀ = Gusti Pengeran
Arti: Tuhan Yang Maha Esa
Penggunaan aksara murda pada kata “Gusti” sebagai bentuk penghormatan.
5. ꦯꦸꦫꦏꦂꦠ = Surakarta
Arti: Nama kota di Jawa Tengah
Aksara murda digunakan karena “Surakarta” adalah nama tempat.
6. ꦥꦏ꧀ꦄꦤ꧀ꦢꦶ = Pak Andi
Arti: Sapaan hormat kepada seseorang
“Pa” ditulis dengan aksara murda karena menandai nama orang.
7. ꦩꦱ꧀ꦨꦪꦸꦭꦒꦶꦥ꦳ꦸꦠ꧀ꦱꦭ꧀ = Mas Bayu lagi futsal
Arti: Mas Bayu sedang bermain futsal
“Ba” ditulis dengan aksara murda untuk menunjukkan nama seseorang.
8. ꦫꦶꦱ꧀ꦩꦲꦟꦶ = Rismaharini
Arti: Nama seseorang
Huruf “Na” digunakan dalam bentuk murda.
9. ꦄꦏꦸꦭꦸꦔꦩꦺꦚꦁꦯꦸꦫꦏꦂꦠ = Aku lungo menyang Surakarta
Arti: Aku pergi ke Surakarta
“Sa” dalam “Surakarta” menggunakan aksara murda karena nama kota.
10. ꦆꦤ꧀ꦢꦺꦴꦟꦺꦱꦶꦪ = Indonesia
Arti: Nama negara
Huruf “Ne” menggunakan aksara murda karena “I” tidak memiliki versi murda.
Catatan Penting
Satu kata hanya boleh mengandung satu aksara murda.
Aksara murda tidak bisa menjadi huruf mati, tetapi dapat diberi pasangan atau sandhangan.
Hanya huruf Na, Ka, Ta, Sa, Pa, Ga, dan Ba yang memiliki versi murda.
Jika huruf pertama tidak memiliki versi murda, gunakan huruf berikutnya yang memilikinya.
Dari berbagai contoh di atas, dapat dilihat bahwa aksara murda berfungsi sebagai penanda huruf kapital dalam aksara Jawa. Aturannya membuat tulisan lebih teratur dan mudah dibaca. Di sisi lain, penggunaannya juga memperkuat makna dan menunjukkan penghormatan terhadap subjek yang disebutkan, mirip dengan bagaimana masyarakat bahasa Madura menggunakan intonasi dan kosakata tertentu untuk menghormati lawan bicara.
Pertanyaan seputar Aksara Murda
1. Apa fungsi utama aksara murda dalam aksara Jawa?
Menandai nama orang, tempat, gelar, dan lembaga—layaknya huruf kapital dalam alfabet Latin.
2. Mengapa tidak semua huruf memiliki versi aksara murda?
Hanya huruf-huruf tertentu yang dianggap penting dalam sistem penulisan Jawa kuno yang diberi bentuk murda.
3. Berapa jumlah aksara murda yang digunakan sekarang?
Terdapat delapan huruf, namun hanya tujuh yang umum dipakai dalam tulisan modern.
4. Apakah aksara murda selalu digunakan di awal kalimat?
Tidak selalu. Hanya jika kalimat diawali oleh nama orang, tempat, atau lembaga.
5. Apakah aksara murda bisa diberi pasangan atau sandhangan?
Ya, aksara murda tetap bisa diberi pasangan dan sandhangan seperti aksara Jawa biasa.

:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5437423/original/084545400_1765252831-Komponen_Peta.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5437375/original/051163600_1765250715-Sudut_Pandang_Orang_Ketiga.png)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5437655/original/080382400_1765259341-Pola_Bilangan.png)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5437439/original/001014500_1765253438-Main_game_PUBG__pexels_.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5438054/original/098014700_1765271233-Sahabat_Tertawa.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5438378/original/019250400_1765284918-Gamis_Warna_Earthone.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5391141/original/054525400_1761298749-lubang_ular.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5437904/original/039952500_1765266841-Deret_Aritmatika.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4782108/original/017872200_1711182125-top-view-frozen-brazilian-fruit-dessert__1_.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5189698/original/051900000_1744795199-pexels-futurekiiid-3739324.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5192444/original/078435600_1745139766-ChatGPT_Image_20_Apr_2025__15.58.36.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4703779/original/089727900_1704103160-Screenshot_2024-01-01_165912.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5302604/original/036846000_1754030556-IMG-20250801-WA0018.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5438211/original/093047100_1765275257-ruang_9.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5438171/original/063291200_1765273949-batik_hiram_kombinasi_satin_3a.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5438156/original/001477900_1765273730-desain_rumah_mungil_ruang_serbaguna__4_.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5438078/original/060394300_1765271850-Gamis_Teal_Green_yang_Cocok_untuk_Lebaran_2026.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5411772/original/027937700_1763020693-Katak_Kepala_Pipih.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5431601/original/014109400_1764742943-Botol_Pot_Horizontal__Model_Nyalang_.jpg)










:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5363574/original/067634200_1758951074-Gemini_Generated_Image_d15sird15sird15s.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5317655/original/048753600_1755399607-Screenshot_2025-08-17_095559.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5347356/original/093309300_1757667913-Gemini_Generated_Image_k68zk1k68zk1k68z.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5344811/original/023366400_1757493743-hl.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5347777/original/072783500_1757736538-hl_39393.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5324162/original/055401400_1755843647-20250822-Lisa_M-HEL_1.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5345053/original/058577600_1757501490-01325d16-633b-4633-90e6-950efdbca489.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/3936591/original/031031300_1645054040-james-wheeler-HJhGcU_IbsQ-unsplash.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5370599/original/040845800_1759561568-Gamis_Simple_tapi_elegan.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/3955423/original/001688200_1646706636-hands-waving-flags-indonesia.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5363765/original/004808300_1758963234-Gemini_Generated_Image_uopfavuopfavuopf.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5367398/original/025212100_1759305132-warung_sembako_hemat_modal_2.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5344370/original/041842400_1757484704-ChatGPT_Image_Sep_10__2025__12_58_44_PM.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5364103/original/064641000_1759040675-Gemini_Generated_Image_29nq7729nq7729nq.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/824391/original/082843900_1425877386-09032015-waduksermo.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5320725/original/097582500_1755607274-gal1.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5344958/original/029872800_1757497950-hl1.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5364053/original/005894200_1759037147-MixCollage-28-Sep-2025-12-02-PM-3646.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5364186/original/001233300_1759045126-Gemini_Generated_Image_f3ya1kf3ya1kf3ya.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5321786/original/012898600_1755680485-pexels-kelly-2869017.jpg)