Liputan6.com, Jakarta Daging merupakan salah satu sumber protein yang sangat penting dalam pola makan sehari-hari, namun proses produksinya memerlukan sumber daya yang sangat besar, mulai dari penggunaan lahan, air, hingga energi.
Membuang daging yang masih bisa dimanfaatkan tidak hanya berdampak pada pemborosan finansial, tetapi juga memberikan dampak negatif yang signifikan bagi lingkungan.
Limbah daging termasuk salah satu penyumbang terbesar emisi gas rumah kaca dari sektor makanan, sehingga mengurangi pemborosan daging menjadi langkah penting dalam menjaga keberlanjutan dan mengurangi jejak karbon.
Untuk mencegah agar daging tidak terbuang sia-sia, penting untuk mengetahui cara menyimpan, mengolah, dan memperlakukan daging dengan benar agar tidak mudah rusak dan tetap aman untuk dikonsumsi.
Berikut Liputan6.com merangkum dari respectfood.com tentang tips agar daging tidak cepat rusak, Senin (26/5/2025).
Hari Raya Idul Adha tiba, berbagai rencana memasak daging kurban dipersiapkan. Mengolah daging, terutama daging kambing perlu dilakukan dengan benar agar masakan tidak muncul bau prengus. Simak tipsnya dalam video berikut ini.
1. Simpan di rak bawah kulkas
Daging mentah dan ikan harus selalu disimpan di rak paling bawah kulkas karena suhu di sana biasanya lebih rendah, sehingga dapat memperlambat pertumbuhan bakteri dan menjaga kesegaran daging lebih lama.
Selain itu, penyimpanan di bagian bawah menghindari tetesan cairan dari daging mentah yang bisa mencemari makanan lain, sehingga mencegah kontaminasi silang yang berbahaya.
Pastikan daging disimpan dalam wadah tertutup rapat atau dibungkus dengan baik agar tidak bocor dan tetap higienis. Bila memungkinkan, gunakan teknologi kulkas khusus seperti FullFresh+ 0°C yang dapat mempertahankan suhu dingin lebih stabil dan menjaga kelembapan sehingga daging tidak cepat kering.
2. Bekukan dengan benar
Membekukan daging adalah cara efektif untuk memperpanjang umur simpan daging. Daging merah seperti sapi atau kambing dapat dibekukan hingga 12 bulan, sementara daging cincang idealnya dibekukan maksimal 6 bulan karena teksturnya yang lebih mudah rusak.
Saat membekukan, pastikan daging dibungkus rapat dengan plastik khusus freezer atau vakum agar tidak terkena udara langsung yang bisa menyebabkan freezer burn (kerusakan akibat beku yang menyebabkan permukaan kering dan berubah warna). Hindari pencairan dan pembekuan ulang yang sering karena dapat menurunkan kualitas daging dan meningkatkan risiko pertumbuhan bakteri.
3. Masak daging hingga matang sempurna
Memasak sisa daging sampai matang sempurna tidak hanya membuatnya aman untuk dikonsumsi, tetapi juga memperpanjang waktu penyimpanannya.
Daging yang dimasak matang dapat disimpan di kulkas hingga 3-4 hari dan di freezer hingga beberapa bulan, tergantung jenis dan cara penyimpanannya. Sebaliknya, daging yang tidak matang atau setengah matang lebih mudah ditumbuhi bakteri, sehingga cepat rusak dan berbahaya jika dikonsumsi.
4. Beli dalam jumlah yang sesuai kebutuhan
Membeli daging dalam jumlah berlebihan tanpa perencanaan justru bisa membuat daging terbuang sia-sia jika tidak habis dimakan sebelum rusak. Buatlah perencanaan menu mingguan agar jumlah daging yang dibeli sesuai kebutuhan harian atau mingguan Anda dan keluarga. Dengan cara ini, pengeluaran menjadi lebih hemat dan limbah makanan bisa berkurang signifikan.
5. Gunakan garam pengawet (curing salt) untuk mengawetkan daging
Metode pengawetan dengan garam (curing) telah digunakan selama ribuan tahun untuk mencegah kerusakan daging. Garam pengawet bekerja dengan menarik keluar air dari daging dan mencegah pertumbuhan mikroorganisme.
Daging yang diawetkan dengan cara ini dapat bertahan hingga 3-4 bulan jika disimpan di suhu antara 2-4°C dalam wadah kedap udara. Proses ini sangat berguna untuk jenis daging yang akan digunakan secara bertahap, seperti daging untuk camilan atau olahan khusus.
6. Keringkan (dehydrate)
Siapa yang tidak suka beef jerky? Metode ini dapat menghindarkan Anda dari membuang daging dan sangat mudah dibuat. Iris tipis, rebus, lalu panggang dengan suhu rendah dalam waktu lama.
Tingkat kelembapan yang tersisa menentukan berapa lama daging kering ini bisa bertahan, hingga 2 bulan tanpa perlu disimpan di kulkas. Semakin kering, semakin tahan lama.
7. Pengalengan (canning) untuk penyimpanan jangka panjang
Pengalengan adalah metode pengawetan dengan menggunakan tekanan dan panas untuk membunuh mikroorganisme penyebab kerusakan serta menciptakan kondisi vakum di dalam kaleng atau toples.
Metode ini memungkinkan daging disimpan dalam jangka waktu yang sangat lama, bisa sampai satu tahun atau lebih. Proses pengalengan memerlukan alat khusus dan teknik yang tepat agar daging tetap aman dan berkualitas. Cocok untuk mereka yang ingin mengolah daging dalam jumlah besar sekaligus disimpan lama.
8. Asapi daging (smoking) untuk pengawetan dan rasa khas
Pengasapan daging tidak hanya memberikan aroma dan rasa yang unik, tetapi juga mengawetkan daging dengan cara mengeringkan permukaan dan menambahkan senyawa antimikroba dari asap.
Proses ini biasanya dilakukan dalam ruang tertutup dengan asap dari kayu tertentu selama beberapa jam. Daging asap bisa bertahan lebih lama dan sangat populer sebagai hidangan lezat dengan cita rasa khas yang berbeda dari daging segar biasa.
9. Masak daging dengan berbagai olahan
Cara paling praktis dan efektif untuk memastikan daging tidak terbuang adalah dengan mengolahnya menjadi berbagai makanan yang bisa dinikmati bersama keluarga, seperti sandwich, bakso, burger, sup kaldu, atau stew.
Selain itu, bagian daging yang biasanya terbuang seperti tulang bisa dimanfaatkan untuk membuat kaldu yang kaya rasa. Dengan memaksimalkan pemanfaatan daging, Anda dapat mengurangi limbah sekaligus mendapatkan nilai gizi dan kenikmatan makanan secara maksimal.