7 Teknik Ala Jepang Efektif agar Kamu Berhenti Overthinking di Zaman Modern Ini

Liputan6.com, Jakarta - Di tengah hiruk pikuk kehidupan modern yang serba cepat, fenomena overthinking atau terlalu banyak berpikir menjadi tantangan umum bagi banyak individu. Kecenderungan untuk terus-menerus menganalisis masa lalu, mengkhawatirkan masa depan.

Terjebak dalam lingkaran pikiran negatif dapat menguras energi mental dan menghambat produktivitas. Kondisi ini seringkali muncul karena tekanan hidup, ketidakpastian, serta banjirnya informasi yang sulit disaring. Akibatnya, pikiran menjadi gelisah dan sulit menemukan ketenangan, bahkan saat beristirahat.

Namun, masyarakat Jepang telah lama mengembangkan berbagai filosofi dan praktik yang terbukti efektif untuk menenangkan pikiran dan mengatasi kecenderungan overthinking.

Teknik-teknik kuno ini menawarkan pendekatan holistik untuk mencapai keseimbangan mental di era digital ini, membantu kita menemukan kedamaian batin. Berikut ulasannya yang dilansir Liputan6.com dari laman Times of India, Kamis (4/12/2025).

Konsep Shoganai dalam budaya Jepang mengajarkan kita untuk menerima sepenuhnya hal-hal yang berada di luar kendali. Ini bukan berarti pasrah tanpa usaha, melainkan sebuah penerimaan penuh perhatian terhadap situasi yang tidak dapat dihindari atau diubah.

Ketika seseorang menyadari bahwa memikirkan secara berlebihan tidak akan mengubah peristiwa masa lalu atau mengendalikan hasil di masa depan, beban mental akan perlahan mengendur.

Daripada terjebak dalam pertanyaan "bagaimana jika" yang tak berujung, Shoganai mendorong kita untuk mengalihkan fokus. Kita diajak untuk lebih memperhatikan apa yang benar-benar dapat kita pengaruhi, seperti tindakan kita saat ini, sikap kita, dan respons terhadap situasi yang ada.

Ikigai adalah filosofi Jepang yang berpusat pada penemuan makna hidup dan sumber kegembiraan pribadi. Konsep ini membantu individu mengidentifikasi persimpangan antara apa yang mereka cintai, apa yang mereka kuasai, apa yang dibutuhkan dunia, dan apa yang bisa menghasilkan pendapatan.

Ketika seseorang berhasil menemukan tujuan hidupnya, siklus overthinking cenderung mereda secara alami. Pikiran menjadi lebih terarah dan fokus pada hal-hal yang memberikan nilai dan kepuasan.

Dengan memiliki Ikigai yang jelas, seseorang akan merasa lebih tenang dan memiliki kejelasan tentang prioritas. Hal ini mengurangi kecenderungan untuk membuang energi mental pada hal-hal yang tidak relevan atau tidak berkontribusi pada tujuan hidupnya.

Shinrin Yoku, atau dikenal sebagai "mandi hutan", adalah praktik menghabiskan waktu dengan tenang dan reflektif di alam. Ini melibatkan jalan-jalan santai di antara pepohonan sambil melibatkan indra pada suara, bau, dan tekstur lingkungan sekitar.

Praktik ini secara efektif mengalihkan fokus pikiran dari kekacauan mental ke momen saat ini. Efek menenangkan dari alam terbukti dapat mengurangi kadar hormon stres dalam tubuh dan merevitalisasi otak, memberikan dampak positif pada kesehatan mental.

Dengan rutin melakukan Shinrin Yoku, seseorang akan lebih mudah mengakhiri siklus kekhawatiran yang berulang. Alam menawarkan jeda yang sangat dibutuhkan dari tekanan hidup sehari-hari, memungkinkan pikiran untuk beristirahat dan memulihkan diri.

Zazen adalah bentuk meditasi duduk yang berasal dari Buddhisme Zen, di mana praktisinya duduk tegak dengan nyaman dan memusatkan perhatian pada napasnya. Tujuannya adalah mengamati apa yang terjadi di pikiran tanpa penilaian atau keterikatan.

Selama Zazen, pikiran akan datang dan pergi, layaknya awan di langit. Konsep utamanya bukanlah untuk menghentikan pikiran sepenuhnya, melainkan untuk menciptakan ruang mental di mana seseorang tidak terpaku pada setiap pikiran yang muncul.

Melalui latihan Zazen secara teratur, individu dapat belajar mengenali tanda-tanda overthinking sejak dini. Ini memungkinkan mereka untuk melepaskan diri dari lingkaran pikiran negatif sebelum sepenuhnya menguasai diri, membangun kesadaran diri yang lebih kuat.

Wabi-Sabi adalah filosofi Jepang yang merayakan keindahan dalam ketidaksempurnaan dan sifat sementara kehidupan. Filosofi ini mendorong kita untuk menerima dan menghargai hal-hal yang tidak lengkap, usang, atau bahkan rusak sebagai bagian alami dari keberadaan.

Alih-alih mengejar kesempurnaan yang seringkali tidak realistis, Wabi-Sabi mengajarkan kita untuk menghargai aliran alami kehidupan yang tidak dapat diprediksi dan selalu berubah. Ini adalah pengingat bahwa ketidaksempurnaan justru yang membuat hidup kaya dan bermakna.

Dengan menerapkan Wabi-Sabi, seseorang dapat mengurangi tekanan untuk selalu menjadi sempurna atau memiliki segalanya dalam kondisi ideal. Penerimaan ini membantu meredakan kecemasan dan overthinking yang sering muncul dari ekspektasi yang tidak realistis.

Konsep Gaman berpusat pada pembangunan ketahanan diri dan kemampuan untuk menahan kesulitan dengan martabat dan kesabaran. Hidup pasti akan menghadapi masa-masa sulit, tantangan, serta pasang surut kesuksesan yang tak terhindarkan.

Gaman mengajarkan untuk tidak menyerah di hadapan rintangan, melainkan menghadapinya dengan kekuatan batin. Ini bukan tentang menekan emosi, melainkan tentang mengembangkan kapasitas untuk bertahan dan bangkit kembali dari kesulitan.

Dengan mempraktikkan Gaman, individu dapat mengurangi kecenderungan overthinking yang muncul dari ketakutan akan kegagalan atau ketidakpastian. Ketahanan yang terbangun membantu menghadapi masalah dengan pikiran yang lebih tenang dan fokus pada solusi.

Ikebana, seni merangkai bunga Jepang, adalah contoh ritual penuh perhatian yang dilakukan melalui seni sederhana. Prinsip ini dapat diterapkan pada berbagai aktivitas sehari-hari yang dilakukan dengan kesadaran penuh, seperti membuat teh, menulis jurnal, atau memasak.

Melibatkan diri dalam ritual yang dilakukan dengan penuh perhatian dapat menyediakan wadah yang menenangkan bagi pikiran. Aktivitas semacam ini menciptakan ruang mental yang positif, secara efektif mengurangi ruang untuk overthinking.

Dengan fokus pada proses dan detail dari setiap ritual, pikiran teralihkan dari kekhawatiran yang tidak perlu. Ini membantu menenangkan sistem saraf dan membawa perasaan damai, menjauhkan diri dari lingkaran pikiran berlebihan.

Apa itu konsep Shoganai dalam mengatasi overthinking?

Shoganai adalah penerimaan penuh perhatian terhadap hal-hal yang tidak dapat dihindari atau dikendalikan, mengalihkan fokus dari kekhawatiran ke tindakan saat ini.

Bagaimana Ikigai membantu mengurangi kecenderungan overthinking?

Ikigai membantu menemukan tujuan hidup dan sumber kegembiraan, memberikan kejelasan fokus sehingga pikiran tidak terjebak dalam analisis berlebihan.

Apa manfaat Shinrin Yoku atau "mandi hutan" bagi kesehatan mental?

Shinrin Yoku melibatkan waktu di alam untuk mengurangi hormon stres, merevitalisasi otak, dan mengalihkan fokus dari kekacauan mental.

Apa tujuan utama dari praktik meditasi Zazen?

Tujuan Zazen adalah mengamati pikiran tanpa penilaian atau keterikatan, menciptakan ruang mental untuk tidak terpaku pada setiap pikiran yang muncul.

Bagaimana filosofi Wabi-Sabi dapat diterapkan untuk mengatasi overthinking?

Wabi-Sabi mengajarkan untuk merangkul ketidaksempurnaan dan sifat sementara kehidupan, mengurangi tekanan untuk selalu sempurna dan meredakan kecemasan.