7 Ciri Sarang Ular di Atap, Plafon, dan Gudang yang Sering Tidak Disadari Pemilik Rumah

Liputan6.com, Jakarta Keberadaan ular di rumah sering kali tidak langsung terlihat, terutama ketika hewan ini membuat sarang di area tersembunyi seperti atap, plafon, dan gudang. Banyak pemilik rumah baru menyadarinya setelah muncul tanda-tanda aneh yang sebelumnya dianggap sepele. Padahal, mengetahui ciri-ciri sarang ular sejak awal dapat mencegah risiko yang lebih besar, terutama jika ular yang bersembunyi termasuk jenis berbisa.

Atap dan plafon merupakan tempat yang hangat dan jarang dijangkau, sehingga menjadi lokasi favorit ular untuk bersembunyi atau bertelur. Begitu pula gudang yang biasanya penuh barang, gelap, dan minim aktivitas, sehingga menyediakan ruang ideal bagi ular untuk membuat sarang. Ketidaktahuan pemilik rumah sering membuat keberadaan ular bertahan lebih lama tanpa disadari.

Ciri sarang ular sebenarnya dapat dikenali dari tanda fisik maupun perilaku hewan lain di sekitar rumah. Beberapa ciri terlihat jelas, namun sebagian lainnya hanya tampak jika diperhatikan lebih detail. Hal ini penting dipahami agar pemilik rumah bisa melakukan langkah pengamanan sejak dini.

Mengetahui ciri-ciri tersebut bukan hanya membantu mendeteksi keberadaan ular, tetapi juga mencegah hewan berbahaya itu berkembang biak di dalam rumah. Dengan memahami tanda-tandanya, kamu bisa lebih siap mengambil tindakan yang aman dan tepat saat menemukan indikasi keberadaan ular.

Kulit ular yang tertinggal biasanya memiliki bentuk memanjang dan tampak transparan. Area seperti sudut plafon, sela-sela genteng, atau tumpukan barang di gudang sering menjadi lokasi ditemukannya kulit ini. Temuan kulit ular menjadi tanda kuat bahwa ular sering mondar-mandir atau bahkan bersarang di area tersebut.

Selain itu, kulit yang mengelupas biasanya muncul lebih dari satu lapis jika ular telah tinggal cukup lama. Lokasi dengan debu tebal dan jarang dibersihkan lebih berpotensi menjadi tempat ular berganti kulit. Karena ular melakukan pergantian kulit beberapa kali dalam setahun, semakin banyak kulit menandakan aktivitas ular yang sering.

Kulit yang ditemukan biasanya dalam kondisi utuh atau sobek sebagian. Jika kondisinya masih terlihat baru atau tidak terlalu kusam, kemungkinan besar ular tersebut masih berada di area rumah.

Bau amis merupakan tanda yang umum muncul ketika ada ular bersarang di area tertutup. Bau ini bisa berasal dari kelenjar ular ataupun mangsanya yang mati. Aroma biasanya muncul pada plafon atau ruang atap yang memiliki ventilasi buruk.

Jika bau amis tidak kunjung hilang meski sudah dibersihkan, kemungkinan besar sumbernya berasal dari bagian dalam plafon yang sulit dijangkau. Bau menyengat ini biasanya lebih kuat pada malam hari ketika ular lebih aktif bergerak. Semakin kuat aromanya, semakin dekat lokasi sarangnya.

Selain itu, bau ini sering disalahartikan sebagai bau bangkai hewan lain. Namun jika tidak ditemukan bangkai, maka kemungkinan besar bau berasal dari ular atau mangsanya.

Suara gesekan halus, benda jatuh kecil, atau langkah ringan sering menjadi tanda adanya ular. Ular yang aktif pada malam hari biasanya lebih sering menimbulkan suara. Area plafon, terutama yang terbuat dari kayu, lebih mudah memantulkan suara tersebut.

Suara ini biasanya terdengar seperti gesekan benda panjang dengan permukaan. Terkadang juga terdengar suara tikus, namun perbedaannya, suara ular cenderung lebih pelan namun stabil. Jika suara terdengar secara berulang di lokasi yang sama, itu pertanda ular sering melintas di area tersebut.

Pada gudang, suara pergeseran barang kecil juga bisa menjadi tanda. Apalagi jika gudang jarang dikunjungi, ular merasa lebih aman membuat sarang di sana.

Telur ular biasanya berwarna putih krem dengan tekstur lembut dan agak lentur. Sarangnya sering ditemukan di celah kayu, tumpukan kardus, atau sela plafon. Telur ular bisa ditemukan dalam jumlah banyak, terutama pada ular yang sekali bertelur menghasilkan banyak anakan.

Cangkang telur yang menetas biasanya memiliki lubang kecil di salah satu sisi. Jika ditemukan cangkang seperti ini, artinya anak ular kemungkinan sudah menyebar ke berbagai sudut rumah. Hal ini dapat menjadi masalah serius jika jenis ularnya berbisa.

Temuan telur atau cangkang harus segera ditindaklanjuti, karena keberadaan telur menandakan ular merasa aman dan terbiasa tinggal di area tersebut.

Kotoran ular memiliki ciri khas berupa bentuk memanjang dengan warna gelap dan disertai bercak putih mirip kapur. Kotoran ini sering ditemukan di sudut ruangan, sela barang, atau area yang berada dekat sarang. Jejak kotoran menjadi tanda kuat bahwa ular sering beraktivitas di lokasi tersebut.

Selain kotoran, jejak tubuh ular yang menyeret debu juga bisa terlihat di permukaan tertentu. Jejak ini membentuk pola bergelombang panjang yang menandakan arah pergerakannya. Meskipun terlihat samar, jejak ini cukup membantu mengidentifikasi jalur ular.

Jika jejak ditemukan berulang kali dalam pola yang sama, bisa dipastikan ular menggunakan jalur tersebut sebagai rute tetap menuju sarang.

Penurunan populasi tikus dan cicak secara tiba-tiba dapat menjadi indikator kehadiran ular. Meskipun kondisi ini tampak sebagai hal positif, pada kenyataannya bisa menandakan adanya predator yang lebih besar. Ular sering memilih tinggal di rumah yang memiliki banyak mangsa alami.

Jika rumah sebelumnya banyak tikus namun kini jarang terlihat, kemungkinan besar ular sudah memasuki area tersebut. Tikus atau cicak biasanya meninggalkan tanda panik seperti sarang yang porak-poranda atau kotoran yang bertebaran.

Gudang dan plafon adalah area paling sering mengalami perubahan populasi hewan kecil ini karena jarang diawasi.

Ular tidak memerlukan celah besar untuk masuk, cukup lubang kecil berukuran beberapa sentimeter saja. Jika rumah memiliki celah di antara genteng, sudut plafon, atau ventilasi rusak, itu bisa menjadi akses ular membuat sarang. Semakin jarang bagian atap diperiksa, semakin besar peluang ular menetap.

Lubang kecil di sudut gudang atau retakan kayu juga dapat menjadi akses ular untuk bersembunyi. Biasanya, ular memilih area yang tidak terkena cahaya langsung dan memiliki kelembapan stabil. Lubang akses yang ditemukan di sekitar area ini harus diwaspadai.

Jika ular sudah masuk melalui celah tersebut, kemungkinan besar ia akan menetap dan membuat sarang di area paling aman dari gangguan pemilik rumah.

1. Apakah semua ular yang bersarang di rumah pasti berbisa?

Tidak. Banyak ular tak berbisa yang masuk rumah untuk mencari mangsa, namun tetap perlu diwaspadai karena tetap berbahaya jika terpojok.

2. Apa yang harus dilakukan jika menemukan kulit ular di plafon?

Segera periksa area sekitar, tutup celah masuk, dan hubungi petugas penanganan reptil jika tanda-tanda ular semakin jelas.

3. Bagaimana mencegah ular masuk ke atap rumah?

Pastikan tidak ada celah pada genteng, perbaiki ventilasi rusak, dan kurangi populasi mangsa seperti tikus.

4. Apakah bau amis selalu tanda keberadaan ular?

Tidak selalu, namun jika bau muncul dari area sulit diakses dan tidak ada bangkai lain, besar kemungkinan berasal dari ular.