Liputan6.com, Jakarta Hari Raya Idul Adha menjadi momen istimewa bagi banyak keluarga di Indonesia untuk menikmati daging kurban. Salah satu yang paling digemari adalah daging kambing yang biasanya diolah menjadi sate. Namun, banyak orang belum menyadari perbedaan antara daging kambing dan domba.
Meski sekilas tampak mirip, daging kambing dan domba memiliki karakteristik berbeda. Perbedaan ini tidak hanya terletak pada usia hewan, tapi juga tekstur, warna, dan rasa daging. Semua itu berpengaruh pada jenis masakan yang paling cocok diolah dari masing-masing daging.
Daging kambing dikenal dengan cita rasa yang lebih kuat dan tekstur yang lebih keras. Sementara daging domba terasa lebih lembut dan aromanya tidak sekuat kambing. Perbedaan ini membuat keduanya memerlukan teknik pengolahan yang berbeda agar menghasilkan sajian yang lezat.
Jika kamu berencana mengolah daging kurban menjadi sate, mengenali jenis daging yang kamu miliki sangat penting. Salah pilih bisa membuat sate jadi keras atau malah kehilangan rasa khasnya. Berikut delapan cara membedakan daging kambing dan domba agar hasil masakanmu semakin nikmat dirangkum Liputan6.com dari Thespruceeat, Rabu (28/5/2025).
Hari Raya Idul Adha tiba, berbagai rencana memasak daging kurban dipersiapkan. Mengolah daging, terutama daging kambing perlu dilakukan dengan benar agar masakan tidak muncul bau prengus. Simak tipsnya dalam video berikut ini.
1. Warna Daging
Warna menjadi indikator awal untuk mengenali jenis daging. Daging kambing cenderung berwarna merah tua, lebih pekat dan padat. Sementara daging domba berwarna merah muda atau merah pucat, seperti dijelaskan dalam panduan identifikasi daging dari USDA Meat Identification Guide.
Daging domba tampak lebih cerah karena berasal dari hewan muda. Sebaliknya, kambing yang lebih tua memiliki otot lebih padat sehingga warnanya pun lebih gelap. Warna ini bisa dilihat dengan jelas pada potongan daging segar. Daging kambing biasa dipanen saat berusia lebih dari 1 tahun, idealnya berusia 3 tahun.
Perbedaan warna ini penting untuk menentukan teknik memasak. Daging kambing cocok untuk masakan berbumbu kuat seperti gulai, sedangkan domba cocok untuk dipanggang ringan.
2. Tekstur dan Serat Daging
Tekstur daging kambing lebih kasar dibandingkan domba. Kamu bisa melihat serat otot yang lebih tebal dan terasa padat saat disentuh. Daging domba lebih halus dan lembut, sebagaimana Dikutip dari Agrilife, dijelaskan oleh FAO (Organisasi Pangan dan Pertanian) dalam kajian tentang karakteristik daging ruminansia muda dan dewasa.
Ketika ditekan, daging kambing terasa lebih keras. Sedangkan daging domba cenderung empuk dan mudah dipotong. Perbedaan ini dipengaruhi usia hewan saat disembelih.
Tekstur ini juga akan memengaruhi hasil masakan. Daging kambing butuh waktu masak lebih lama untuk empuk, sementara domba bisa dimasak lebih cepat.
3. Aroma Khas
Daging kambing memiliki aroma yang lebih kuat dan khas. Beberapa orang menyebut baunya “prengus”, meski itu bisa dikurangi dengan teknik memasak tertentu. Daging domba beraroma lebih lembut, karena kandungan lemak dan usia hewan, menurut data dari FAO.
Perbedaan aroma ini disebabkan kandungan lemak dan kelenjar hewan. Lemak pada kambing lebih banyak dan menghasilkan bau yang khas saat dipanaskan. Domba, yang lebih muda, cenderung tidak memiliki aroma menyengat.
Jika kamu sensitif terhadap aroma daging, mengenali bau khas ini bisa membantu membedakan jenisnya sebelum dimasak.
4. Kandungan Lemak
Lemak pada kambing biasanya lebih banyak dan tidak merata. Lemaknya keras dan menempel di bagian otot. Daging domba memiliki lemak yang lebih halus dan merata, sesuai penjelasan dalam laporan FAO mengenai distribusi lemak pada ternak muda.
Kandungan lemak ini memengaruhi rasa dan aroma saat dimasak. Lemak kambing bisa menimbulkan rasa gurih yang kuat tapi mudah membuat enek. Lemak domba lebih ringan dan tidak dominan.
Bagi pecinta sate, penting mengenali lemak ini agar tidak berlebihan saat memanggang. Lemak berlebih bisa menimbulkan api besar yang membakar daging.
5. Bentuk Tulang
Tulang kambing lebih besar dan keras karena hewannya sudah dewasa. Sementara tulang domba lebih kecil dan mudah dipatahkan. Perbedaan ini juga dijelaskan dalam USDA Meat Identification Guide untuk klasifikasi potongan daging.
Tulang domba biasanya masih mengandung sumsum yang lunak. Tulang kambing lebih padat dan keras, cocok untuk olahan kaldu. Bentuk tulang juga bisa membedakan potongan daging saat kamu membelinya.
Memahami bentuk tulang ini penting jika kamu ingin menggunakan bagian tertentu untuk masakan seperti sop atau gulai.
6. Usia Hewan
Daging domba berasal dari hewan berusia di bawah satu tahun. Daging kambing berasal dari hewan di atas satu tahun, bahkan hingga tiga tahun. FAO menjelaskan bahwa usia ternak sangat berpengaruh pada tekstur, warna, dan kelembutan daging.
Domba muda memiliki otot yang belum berkembang sepenuhnya. Inilah yang membuat dagingnya empuk dan mudah dimasak. Sebaliknya, kambing dewasa memiliki otot tebal dan serat yang keras.
Perbedaan usia ini menjelaskan mengapa domba sering dijual lebih mahal dan cocok untuk masakan cepat saji seperti sate atau panggang.
7. Cara Memasak yang Disarankan
Daging kambing paling baik dimasak dengan teknik lambat seperti merebus atau mengungkep. Tujuannya agar daging menjadi empuk dan tidak bau. Daging domba cocok dipanggang atau dibakar langsung.
Menurut American Lamb Board, daging domba bisa dipanggang dengan api besar karena cepat matang dan tetap lembut. Daging kambing sebaiknya direndam dahulu dengan bumbu agar lebih meresap dan tidak alot.
Teknik memasak ini akan menentukan hasil akhir sajian. Jadi pastikan kamu memilih metode yang sesuai dengan jenis dagingnya.