6 Rumah Adat Nusa Tenggara Barat, Simbol Identitas dan Filosofi Luhur

1 day ago 5

Liputan6.com, Jakarta - Salah satu warisan budaya Indonesia yang beragam ialah rumah adat Nusa Tenggara Barat. Keunikan arsitektur tradisional di provinsi ini tidak hanya terlihat dari bentuk bangunannya. Tetapi juga dari nilai simbolis dan fungsi sosial yang menyertainya. Setiap rumah adat punya gaya struktur, hingga filosofi yang berbeda mencerminkan rakyat Sumbawa, Bima dan Suku Sasak.

Merujuk Rumah Tradisional di Indonesia Oleh FARHAN AULIA MAULANI (2022: hlm. 29), rumah adat NTB yang paling umum adalah Dalam Loka Samawa  yang dikenal sebagai rumah 100 tiang. 

Pengaruh agama Islam yang kuat di wilayah ini berakulturasi dengan kearifan lokal, menciptakan desain rumah adat Nusa Tenggara Barat yang khas. Mulai dari penggunaan material alami, hingga tata ruang yang memisahkan area privat dan publik, semuanya dirancang dengan pertimbanagn filosifi yang mendalam. 

Namun ada beberapa jenis rumah adat Nusa Tenggara Barat lain yang kental masyarakat Sasak dan Sumbawa.

1. Dalem Loka 

Disebut juga Dalem Loka Samawa, rumah ini merupakan istana kerajan Sumbawa masa lalu. Nama “Dalam Loka” berarti Istana Dunia, menggambarkan bahwa bangunan ini menjadi pusat pemerintahan sekaligus tempat tinggal para raja Sumbawa. 

Sejarah mencatat bahwa keraton megah ini mulai berkembang pesat pada masa pemerintahan Sultan Muhammad Jalaluddin Syah III. Terletak di kota Sumbawa Besar, Dalem Loka berdiri sebagai saksi bisu kejayaan Kesultanan Sumbawa.

Struktur Rumah Panggung Bertingkat

Bangunan ii punya atap kembar dan berukuran sangat luas. Menurut buku Seri Ensiklopedia untuk Anak Indonesia: Indahnya Pulau Nusa Tenggara Oleh Slamet Riyanto, Hidmi Gramatolina Ramdhayani (2024:hlm 10) Rumah panggung bertingkat dengan atap kembar ini ditopang oleh tepat 99 buah tiang. Angka ini bukanlah kebetulan, melainkan melambangkan Asmaul Husna (nama-nama indah Allah).

Filosofinya bahwa masyarakat meyakini bahwa sifat-sifat Tuhan yang berjumlah 99 itu mampu menopang segala beratnya masalah duniawi.

Tata Ruang Dalem Saloka

Dalam Loka memiliki pembagian ruang yang tertata, antara lain:

  • Lunyuk Agung: Terletak di bagian depan, ruangan ini berfungsi sebagai tempat musyawarah, resepsi kerajaan, upacara adat, dan tempat menerima tamu-tamu agung.
  • Lunyuk Mas: Berada di area depan juga, berdampingan dengan fungsi kegiatan adat.
  • Ruang Barat: Area ini lebih privat, berisi kamar peribadatan, kamar perpaduan sultan, serta kamar khusus untuk permaisuri dan dayang-dayang.
  • Ruang Timur: Memiliki empat kamar yang diperuntukkan bagi putra-putri sultan yang sudah menikah, serta kamar bagi pejabat utama istana yang mengurus rumah tangga kerajaan.

2.  Bale Bonder

Bale Bonder adalah salah satu rumah adat terbesar milik suku Sasak. Rumah ini adalah salah satu rumah adat nusa tenggara barat dengan ukuran yang paling masif, bisa mencapai luas 50 meter persegi atau lebih.

Rumah adat ini umumnya digunakan sebagai tempat tinggal pemimpin suku, atau dalam konteks modern setara dengan aparat desa atau kepala dusun. Karena itu, satu wilayah biasanya hanya memiliki satu Bale Bonder.

Struktur Bagunan

Struktur bangunan Bale Bonder sangat kokoh. Karena ukurannya yang besar, ia membutuhkan penyangga yang kuat. Minimal terdapat delapan hingga sepuluh tiang penyangga, namun tidak jarang ditemukan Bale Bonder yang menggunakan 8 sampai  20 tiang penyangga. 

Fungsi Sosial

Bale Bonder bukan sekadar hunian, melainkan simbol otoritas dan keadilan di tengah masyarakat desa di Nusa Tenggara Barat. Di dalamnya terdapat ruangan khusus yang berfungsi layaknya ruang sidang atau pengadilan desa. Di sinilah tempat di mana keputusan-keputusan penting diambil, sengketa antar warga diselesaikan, dan kebijakan desa dimusyawarahkan.

3. Bale Lumbung

Bale Lumbung seringkali menjadi ikon pariwisata Lombok. Rumah adat nusa tenggara barat jenis ini masih banyak ditemukan di lingkungan Suku Sasak. Bale Lumbung merupakan bangunan panggung dengan jarak lantai ke tanah sekitar 1,5 hingga 2 meter, dengan diameter bangunan antara 1,5 hingga 3 meter.

Arsitektur Unik Bale Lumbung

  • Atap: Terbuat dari jerami atau alang-alang yang disusun rapat untuk menahan air hujan.
  • Dinding: Menggunakan anyaman bambu (bedek) yang memungkinkan sirkulasi udara lancar.
  • Lantai: Terbuat dari papan kayu.
  • Pondasi: Menggunakan batu dan tanah yang dipadatkan.

Fungsi Bale Lumbung 

Fungsi sesungguhnya dari struktur ini sesuai namanya, "Lumbung", adalah sebagai tempat penyimpanan hasil panen (granary). Posisi panggung dibuat untuk menghindari serangan hama tikus dan menjaga agar hasil bumi tetap kering dan tidak lembap. Namun, karena bentuknya yang unik dan estetik, desain Bale Lumbung kini sering diadaptasi menjadi bentuk penginapan atau bungalow di berbagai hotel di NTB.

4. Bale Jajar

Bereda dari Bale Bonder lebih besar dari rumah adat Nusa Tenggara Barat tradisional sederhana, Bale Jajar mencerminkan kesejahteraan pemiliknya namun tetap membumi dengan penggunaan material yang sederhana.

Struktur Bale Jajar

Sesangkong: Ruangan ini memiliki fungsi yang setara dengan dapur atau pantry. Digunakan sebagai tempat menyimpan persediaan makanan dan keperluan logistik keluarga.

Bale Dalem: Ini adalah ruang inti atau ruang utama yang digunakan oleh pemilik rumah untuk beristirahat dan beraktivitas secara privat.

Material Pembangunan Bale Jajar

Rumah ini menggunakan atap dari ilalang dan dinding dari anyaman bambu. Kesederhanaan bahan ini justru memberikan kenyamanan termal; rumah menjadi sejuk di siang hari yang panas dan hangat di malam hari. 

5 .Berugaq Sekenam

Dalam budaya masyarakat Sasak dan NTB pada umumnya, interaksi sosial dan pendidikan keluarga memegang peranan penting. Hal ini terwujud dalam bangunan bernama Berugaq Sekenam. Berbeda dengan struktur rumah utama, Berugaq adalah bangunan terbuka (semacam gazebo/saung) yang terletak di pekarangan rumah.

Berugaq Sekenam adalah bangunan adat yang memiliki enam tiang. Fungsinya bukan sebagai tempat tinggal, melainkan tempat belajar nilai budaya, etika, dan berkumpulnya keluarga.

Berugaq Sekenam dibuat dengan konsep terbuka:

  • Tanpa dinding
  • Atap dari jerami
  • Struktur panggung sederhana

6. Berugaq Sekepat

Jika Berugaq Sekenam lebih difokuskan untuk internal keluarga, maka Berugaq Sekepat Berugaq Sekepat hanya memiliki empat tiang. Bentuknya mirip dengan gubuk kecil yang terpisah dari rumah utama.

Dalam aturan adat Sasak, masyarakat tidak bisa menerima tamu langsung di dalam rumah. Bangunan ini terdiri dari empat tiang penyangga (sekepat) dengan konsep gubuk panggung. Jarak lantainya dari tanah sekitar 40-50 cm, cukup rendah namun memberikan batas yang jelas dari tanah. Karena itu, Berugaq Sekepat dibuat khusus untuk:

  • Menerima tamu atau orang asing
  • Tempat berbincang santai
  • Lokasi pertemuan warga 

QNA

Q: Apa nama rumah adat terbesar di Nusa Tenggara Barat (NTB)?

A: Dalem Loka, yang merupakan istana raja Sumbawa.

Q: Berapa jumlah tiang utama penyangga Dalem Loka?

A: 99 buah, yang melambangkan Asmaul Husna.

Q: Apa fungsi utama bangunan Bale Bonder?

A: Sebagai tempat tinggal pemimpin suku/aparat desa dan ruang sidang adat.

Q: Rumah adat manakah yang berfungsi sebagai lumbung padi di Suku Sasak?

A: Bale Lumbung, yang berciri khas atap runcing dan panggung tinggi.

Q: Mengapa masyarakat Sasak memiliki Berugaq Sekepat?

A: Untuk menerima tamu asing, karena adat mereka menjaga privasi ketat di rumah utama.

Read Entire Article
Photos | Hot Viral |