5 Upacara Adat Jawa Barat yang Memukau: Makna, Proses, dan Pelestariannya

2 days ago 6

Liputan6.com, Jakarta - Jawa Barat adalah salah satu provinsi yang memiliki kekayaan budaya yang sangat kaya dan  beragam, mulai dari seni pertunjukan, tradisi lisan, hingga berbagai upacara sakral, yang hingga saat ini masih bertahan dan dilestarikan. Tidak heran jika masyarakat Nusantara maupun wisatawan mancanegara kerap tertarik mempelajari lebih dalam tentang upacara adat Jawa Barat, sebab setiap prosesi mengandung nilai sejarah, spiritualitas, dan kearifan lokal yang diwariskan turun-temurun.

Di tengah kehidupan masyarakat di Jawa Barat sendiri, upacara adat Jawa Barat tidak hanya menjadi rutinitas budaya, tetapi juga media untuk menunjukkan rasa syukur, menjaga hubungan harmonis, serta menjadi sarana mempererat kebersamaan antar masyarakat.

Tidak hanya itu, menariknya meskipun banyak tradisi dipengaruhi perkembangan zaman, sebagian besar upacara adat Jawa Barat tetap dipertahankan dengan sangat khidmat oleh masyarakat adat di berbagai wilayah dengan bentuk yang sama dengan yang sebelumnya.

Untuk bisa lebih mengenal lebih dekat upacara adat Jawa Barat yang masih dilaksanakan hingga saat ini, berikut ini telah Liputan6 rangkum penjelasan lengkapnya, pada Kamis (11/12).

1. Upacara Adat Nyangku, Kabupaten Ciamis

Upacara Nyangku adalah salah satu tradisi tertua di Jawa Barat yang berasal dari masa Kerajaan Panjalu. Masyarakat Ciamis meyakini bahwa upacara ini memiliki nilai spiritual tinggi, terutama dalam hal pembersihan diri dan penghormatan terhadap tokoh penyebar Islam di daerah tersebut. Kata 'nyangku' diyakini berasal dari kata Arab yanko, yang berarti membersihkan atau menyucikan, dan kemudian diserap menjadi istilah 'nyaangan laku' dalam bahasa Sunda, yaitu menerangi perilaku.

Dalam pelaksanaan upacara adat Jawa Barat ini. Upaacara Nyangku diadakan pada hari Senin atau Kamis terakhir di bulan Maulud. Upacara ini sendiri merupakan simbol peringatan kelahiran Nabi Muhammad SAW sekaligus bentuk penghormatan kepada Prabu Sanghyang Borosngora, Raja Panjalu sekaligus penyebar Islam di wilayah tersebut.

Prosesi dimulai dengan pengambilan air suci dari tujuh mata air petilasan Prabu Borosngora. Air itu kemudian disimpan selama empat puluh hari sebelum digunakan untuk membersihkan benda pusaka kerajaan.

Pada hari pelaksanaan, benda pusaka dibawa dalam arak-arakan menuju Pulau Nusa Gede, tempat pemakaman raja-raja Panjalu. Puncak acara adalah ketika ritual pembersihan pusaka menggunakan air suci, kemudian dikeringkan dengan asap kemenyan, diolesi minyak kelapa, dan dibungkus daun kelapa muda serta kain putih.

Setelah selesai, benda-benda tersebut dikembalikan ke Pasucian Bumi Alit. Kesakralan dan keunikan prosesi inilah yang membuat Upacara Nyangku tetap bertahan sampai sekarang.

2. Upacara Tradisional Babarit, Kabupaten Kuningan

Upacara Babarit menjadi bentuk rasa syukur masyarakat Desa Saranghiang, Kabupaten Kuningan, atas keselamatan dan rezeki yang diberikan Sang Pencipta. Tradisi ini biasanya dilakukan pada bulan Suro dan melibatkan seluruh warga desa, baik penduduk asli maupun mereka yang tinggal di sekitar wilayah tersebut.

Rangkaian upacara dimulai dengan doa bersama sebagai wujud permohonan perlindungan dari segala bencana. Setelah itu, masyarakat menyembelih domba kendit, yaitu domba hitam dengan garis melingkar putih di perut.

Hewan ini dianggap memiliki kekhususan dan dipercaya mampu menolak bala. Setelah proses penyembelihan, warga akan berziarah ke makam Mbah Bewo dan Syekh Maulana, leluhur yang diyakini sebagai pendiri desa.

Sebagai bagian dari prosesi penutup, masyarakat melaksanakan 'Ujub-Ujub', yaitu penampilan sinden atau ronggeng yang menyanyikan lagu-lagu Sunda buhun. Tradisi ini bukan hanya ritual keagamaan, tetapi juga pesta rakyat yang menguatkan ikatan sosial dan menjaga tradisi leluhur tetap hidup dari generasi ke generasi.

3. Upacara Nadran, Indramayu, Cirebon

Nadran adalah upacara adat masyarakat pesisir di Indramayu dan Cirebon yang dikenal juga sebagai pesta laut. Upacara ini merupakan ungkapan syukur para nelayan terhadap hasil panen ikan yang melimpah sekaligus bentuk doa agar selalu dilindungi saat melaut. Tradisi ini awalnya dilakukan pada bulan Syuro kareena diyakini berkaitan dengan kisah banjir Nabi Nuh AS, namun kini disesuaikan dengan musim panen ikan.

Sebelum pelaksanaan, dipilih pemangku kapalan yang bertugas menyiapkan sesajen dan memimpin prosesi. Dana untuk acara berasal dari patungan para nelayan, yang digunakan untuk menghias kapal, mengadakan pertunjukan, serta membeli perlengkapan sesajen. Sesajen terbagi dua, yaitu sesajen dari pemangku yang biasanya berupa kepala kerbau dan jeroan kambing, serta sesajen dari masyarakat berupa pisang, kue, beras ketan, hingga rokok cerutu.

Prosesi utama berlangsung saat sesajen diantarkan ke laut menggunakan kapal khusus. Setelah dilepas ke tengah laut, masyarakat biasanya berebut sesajen sebagai simbol memohon berkah. Upacara ini menjadi bukti kuatnya budaya gotong royong dan penghormatan masyarakat pesisir terhadap alam dan laut yang menjadi sumber kehidupan mereka.

4. Upacara Syafaran, Kabupaten Bandung Barat

Upacara Syafaran merupakan tradisi unik masyarakat Kampung Baru, Kecamatan Parongpong, Bandung Barat. Berbeda dengan tradisi lain yang berkaitan dengan panen atau penyucian benda pusaka, Syafaran secara khusus dilakukan oleh warga yang lahir pada bulan Syafar. Masyarakat setempat percaya bahwa bulan Syafar membawa aura yang kurang baik, sehingga ritual ini dilakukan sebagai bentuk penolak bala.

Warga yang melaksanakan Syafaran akan menyiapkan berbagai perlengkapan seperti nasi merah, ayam merah dan ayam putih, nasi tumpeng teri, kupat, leupeut, kue tradisional, buah-buahan, serta tujuh jenis bunga yang ditempatkan dalam wadah berisi air. Semua perlengkapan disediakan oleh keluarga penyelenggara di rumah masing-masing.

Pada hari pelaksanaan upacara adat Jawa Barat ini, warga mengundang tetangga dan kerabat untuk hadir. Tokoh adat setempat memimpin doa-doa dan prosesi Syafaran. Tradisi ini bertujuan agar orang yang lahir di bulan Syafar terhindar dari hal buruk serta diberi keselamatan dalam hidupnya. Selain itu, Syafaran juga mempererat hubungan antarwarga melalui kebersamaan dalam ritual dan makan bersama.

5. Upacara Siraman dan Ngalungsur Geni, Kabupaten Garut

Terakhir ada upacara adat Jawa Barat bernama Upacara Siraman dan Ngalungsur Geni dari Desa Dangiang, Kabupaten Garut, merupakan tradisi turun-temurun yang berfokus pada penyucian dan pewarisan benda-benda pusaka leluhur. Kata 'siraman' berarti mandi atau mencuci, 'ngalungsur' berarti mewariskan atau meneruskan, dan 'geni' merujuk pada meriam pusaka bernama Guntur Geni.

Rangkaian tradisi ini terdiri dari lima tahap, dimulai dengan kegiatan nglirap yaitu gotong royong membersihkan rumah joglo, masjid, makam, dan jalan desa. Pada malam hari dilanjutkan dengan pembukaan sejarah desa yang dipimpin kuncen di Joglo hingga larut. Setelah itu masyarakat melakukan ziarah kubur ke makam leluhur Eyang Batara Turus Bawa.

Puncak acara dilakukan keesokan harinya, ketika benda-benda pusaka dicuci di Sungai Cidangiang yang berjarak sekitar 300 meter dari Joglo. Setelah dibersihkan, pusaka dikeringkan dan disimpan kembali. Tradisi diakhiri dengan doa dan makan bersama sebagai bentuk syukur. Upacara ini menjadi simbol penghormatan kepada leluhur dan bentuk pelestarian nilai-nilai adat yang diwariskan.

QnA – Pertanyaan yang Sering Diajukan

1. Apakah upacara adat Jawa Barat masih dilakukan hingga sekarang?

Ya. Banyak upacara adat Jawa Barat masih dilaksanakan secara rutin karena dianggap penting dalam menjaga tradisi leluhur dan identitas budaya masyarakat setempat.

2. Apakah masyarakat luar boleh menghadiri upacara adat tersebut?

Sebagian besar upacara adat dapat disaksikan oleh masyarakat umum, bahkan wisatawan. Namun beberapa ritual inti biasanya hanya dilakukan oleh tokoh adat atau keluarga tertentu.

3. Apa fungsi utama upacara adat di Jawa Barat?

Upacara adat berfungsi sebagai bentuk syukur, permohonan perlindungan, penghormatan kepada leluhur, serta wadah mempererat hubungan sosial masyarakat.

Read Entire Article
Photos | Hot Viral |