Liputan6.com, Jakarta Gaya Japandi kini makin populer di kalangan pencinta desain rumah yang menginginkan keseimbangan antara estetika dan fungsi. Japandi adalah gabungan dari dua filosofi desain dunia, kesederhanaan minimalis Jepang dan kehangatan natural khas Skandinavia. Kombinasi ini melahirkan nuansa ruang yang tenang, bersih, dan nyaman dihuni.
Tak hanya soal tampilan, desain Japandi juga mengusung prinsip hidup yang terorganisir dan tidak berlebihan. Warna-warna netral, material alami, hingga pencahayaan alami menjadi elemen utama dalam setiap ruangannya. Japandi hadir sebagai solusi hunian modern yang tetap mengedepankan koneksi manusia dengan alam.
Japandi adalah perpaduan dari dua gaya dekorasi yang luar biasa, yakni Jepang dan Skandinavia. Gaya ini dicirikan oleh ruang terang alami, sederhana, dan minim kekacauan. Semua unsur itu membuat gaya Japandi terasa relevan untuk diterapkan dalam hunian masa kini.
1. Warna Netral yang Menenangkan dan Elegan
Salah satu ciri utama desain Japandi adalah penggunaan warna-warna netral yang menenangkan. Warna seperti putih gading, abu-abu lembut, coklat tanah, hingga beige menjadi palet utama yang mendominasi interior rumah. Warna-warna ini memberi kesan luas, terang, sekaligus hangat dalam satu waktu.
Secara tradisional, gaya Japandi berfokus pada warna dasar netral dengan hitam sebagai warna aksen utama. Artinya, meskipun terlihat sederhana, Japandi juga mengizinkan permainan aksen gelap yang memberi karakter lebih pada ruang. Kombinasi ini menimbulkan harmoni antara tenang dan tegas.
Warna netral ini diterapkan bukan hanya di dinding, tapi juga furnitur dan dekorasi. Sofa berwarna krem, meja kayu muda, atau rak abu-abu matte jadi pilihan favorit. Semua elemen tampil menyatu, tidak saling mendominasi, namun saling mendukung untuk menciptakan suasana damai.
2. Pencahayaan Alami Sebagai Elemen Desain Utama
Desain Japandi sangat menghargai keberadaan cahaya alami. Jendela besar, pintu kaca geser, dan ventilasi terbuka menjadi bagian penting dalam desain rumah ala Japandi. Tujuannya agar rumah tetap terang tanpa perlu banyak lampu menyala di siang hari.
Gaya Japandi memanfaatkan pencahayaan alami jika memungkinkan. Lampu hanya digunakan sebagai pelengkap saat malam hari, dengan pilihan desain minimalis seperti lampu gantung berbahan logam atau lampu lantai dengan desain tipis. Elemen ini membuat ruangan tetap terang sekaligus hemat energi.
Selain itu, keberadaan cahaya alami juga membuat warna interior lebih hidup dan ruangan terasa lebih terbuka. Tirai tipis atau tirai linen putih biasanya digunakan agar cahaya tetap bisa masuk tanpa menyilaukan. Rumah menjadi lebih sehat, lebih nyaman, dan terasa alami.
3. Material Alami sebagai Penegas Estetika Japandi
Salah satu keunikan rumah bergaya Japandi adalah dominasi bahan-bahan alami seperti kayu, bambu, rotan, linen, dan katun. Semua elemen ini digunakan untuk memperkuat nuansa organik yang menjadi inti dari filosofi Jepang dan Skandinavia. Bahan alami juga membawa tekstur dan karakter yang tidak bisa ditiru oleh bahan sintetis.
Kayu adalah yang paling umum digunakan, baik dalam bentuk lantai, furnitur, maupun aksen dinding. Kayu, baik warna gelap dan terang, merupakan pilihan paling umum untuk dekorasi Japandi. Kayu gelap mencerminkan karakter desain Jepang, sementara kayu terang melambangkan kehangatan ala Skandinavia.
Untuk menambah tekstur, rami atau linen biasanya digunakan pada elemen lembut seperti tirai, taplak, atau karpet. Penggunaan bahan alami ini tidak hanya memperindah tampilan rumah, tapi juga memberi kenyamanan dan nuansa menyatu dengan alam.
4. Garis Bersih dan Simetri: Rapi Tapi Tidak Kaku
Japandi mengedepankan garis yang bersih dan penataan ruang yang simetris tanpa terkesan kaku. Prinsip ini diambil dari filosofi Jepang tentang keteraturan dan dari desain Skandinavia yang bersahaja namun fungsional. Penempatan furnitur dilakukan dengan cermat, mempertimbangkan keseimbangan visual.
Desain Japandi terkenal dengan garis-garis yang bersih dan tata letak yang simetris. Meski demikian, simetri ini jangan terlalu dipaksakan. Simetri dijadikan titik awal, lalu bisa dikembangkan dengan ketidakseimbangan kecil yang artistik.
Meja dengan kaki kayu lurus, lemari tanam dengan handle tersembunyi, dan rak dinding dengan komposisi seimbang adalah contoh nyata implementasi prinsip ini. Hasilnya adalah ruang yang tidak ramai tapi tetap berkarakter dan terarah.
5. Minim Dekorasi, Maksimal Fungsionalitas
Minimalisme menjadi jiwa dari desain Japandi. Rumah dengan gaya ini menolak kekacauan dan dekorasi berlebihan. Setiap benda di dalam rumah punya fungsi yang jelas dan hadir karena dibutuhkan, bukan hanya untuk pajangan. Prinsip ini mendorong hidup yang lebih sadar dan teratur.
Rumah bergaya Japandi tidak berantakan dan sebagian besar memiliki palet netral dengan semburan warna di sana-sini. Ini membuat suasana rumah lebih damai, tidak melelahkan mata, dan menciptakan ruang bagi pikiran untuk beristirahat.
Dekorasi seperti tanaman hijau, lukisan garis minimalis, atau vas keramik sederhana menjadi aksen yang cukup. Sisanya, ruangan dibiarkan terbuka dan leluasa, menampilkan keindahan dari kesederhanaan itu sendiri.
Pertanyaan Seputar Desain Japandi
1. Apa itu Japandi?
Japandi adalah gaya desain interior yang memadukan kesederhanaan Jepang dengan kehangatan Skandinavia.
2. Warna apa saja yang biasa digunakan dalam desain Japandi?
Warna netral seperti putih, krem, coklat tanah, abu-abu, dan hitam sebagai aksen.
3. Apakah Japandi cocok untuk rumah kecil?
Sangat cocok. Japandi mengedepankan efisiensi ruang, pencahayaan alami, dan elemen minimalis.
4. Apa saja material yang digunakan dalam desain Japandi?
Kayu, bambu, linen, katun, rotan, dan bahan alami lainnya.
5. Bagaimana cara membuat rumah jadi lebih Japandi?
Kurangi dekorasi berlebih, gunakan warna netral, pilih furnitur simpel dari bahan alami, dan maksimalkan cahaya alami.