4 Manfaat Kurma Ajwa untuk Penderita Diabetes Tipe 2, Bantu Stabilkan Gula Darah

Liputan6.com, Jakarta Kurma Ajwa, dikenal dengan rasa manisnya yang khas, ternyata menyimpan potensi manfaat bagi penderita diabetes tipe 2. Namun, pertanyaan besarnya adalah bagaimana kurma yang kaya gula ini bisa membantu mengelola kadar gula darah? Jawabannya terletak pada kandungan nutrisi unik dan cara tubuh memprosesnya.

Meskipun mengandung gula, kurma Ajwa mengandung gula monosakarida yang lebih mudah dicerna tubuh dibandingkan gula lainnya, sehingga tidak menyebabkan lonjakan gula darah secara drastis. Selain itu, kandungan serat yang tinggi berperan penting dalam memperlambat penyerapan gula ke dalam aliran darah, mencegah lonjakan gula darah yang tiba-tiba. Inilah yang membuat kurma Ajwa berbeda dari makanan manis lainnya.

Lebih lanjut, kurma Ajwa memiliki indeks glikemik (IG) rendah. Makanan ber-IG rendah menyebabkan peningkatan gula darah yang lebih lambat dan stabil. Kombinasi ini, yaitu gula monosakarida, serat tinggi, dan IG rendah, menjadikan kurma Ajwa sebagai pilihan yang perlu dipertimbangkan bagi penderita diabetes tipe 2, asalkan dikonsumsi dengan bijak dan terkontrol.

Kurma Ajwa kaya akan nutrisi penting. Selain gula monosakarida dan serat, ia juga mengandung berbagai vitamin, mineral, dan antioksidan. Antioksidan ini berperan penting dalam melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan akibat radikal bebas, yang sering dikaitkan dengan komplikasi diabetes.

• Serat: Membantu memperlambat penyerapan gula, mencegah lonjakan gula darah, dan meningkatkan kesehatan pencernaan.
• Gula Monosakarida: Jenis gula sederhana yang lebih mudah dicerna dan tidak menyebabkan lonjakan gula darah secara drastis.
• Antioksidan: Melindungi sel dari kerusakan akibat radikal bebas, mengurangi risiko komplikasi diabetes.
• Polifenol: Senyawa yang mampu menghambat enzim pemecah karbohidrat, mencegah lonjakan gula darah.

Kandungan nutrisi ini bekerja sinergis untuk membantu mengelola gula darah. Namun, penting untuk diingat bahwa manfaat ini hanya akan terlihat jika kurma Ajwa dikonsumsi sebagai bagian dari pola makan sehat dan seimbang, bukan sebagai pengganti pengobatan medis.

Meskipun menawarkan manfaat, konsumsi kurma Ajwa tetap harus dikontrol. Jumlah yang tepat bergantung pada kebutuhan kalori harian dan rencana pengobatan diabetes masing-masing individu. Konsultasi dengan dokter atau ahli gizi sangat dianjurkan untuk menentukan jumlah konsumsi yang aman dan sesuai.

Rekomendasi umum adalah mengonsumsi 2-3 butir kurma Ajwa per hari. Namun, jumlah ini bisa berbeda-beda tergantung kondisi dan kebutuhan setiap orang. Jangan pernah mengganti pengobatan diabetes dengan mengonsumsi kurma Ajwa. Kurma Ajwa hanyalah pelengkap, bukan pengganti pengobatan utama.

Cara terbaik untuk mengonsumsi kurma Ajwa adalah sebagai bagian dari makanan utama, misalnya sebagai camilan sehat di antara waktu makan. Dengan cara ini, dampaknya terhadap gula darah akan lebih terkontrol.

Polifenol dalam kurma Ajwa berperan penting dalam mengendalikan gula darah. Ia bekerja dengan beberapa cara:

• Mencegah Lonjakan Gula Darah: Polifenol menghambat aktivitas enzim α-glukosidase yang memecah karbohidrat menjadi glukosa.
• Stabilisasi Kadar Gula Darah: Dengan mencegah lonjakan gula darah, polifenol membantu menjaga kadar gula darah tetap stabil.
• Efek Antioksidan: Polifenol melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan akibat radikal bebas.
• Penurunan Risiko Diabetes Tipe 2: Konsumsi rutin makanan kaya polifenol dikaitkan dengan penurunan risiko diabetes tipe 2.

Kurma Ajwa memiliki indeks glikemik (IG) yang tergolong rendah, sekitar 55,92. Ini menjadikannya pilihan yang lebih baik dibandingkan dengan banyak buah dan makanan manis lainnya.

| Buah | Indeks Glikemik (IG) |

| Kurma Ajwa | 55,9 |

| Pisang | 51 |

| Apel | 36 |

| Jeruk | 40 |

| Mangga | 60 |

| Anggur | 46 |

| Nanas | 66 |

Tabel di atas menunjukkan perbandingan indeks glikemik kurma Ajwa dengan beberapa buah umum lainnya.

Kesimpulannya, kurma Ajwa dapat menjadi bagian dari pola makan sehat untuk penderita diabetes tipe 2, tetapi harus dikonsumsi dengan bijak dan dalam jumlah terkontrol. Selalu konsultasikan dengan tenaga medis untuk memastikan keamanan dan efektivitasnya dalam rencana pengobatan Anda.