3 Perbedaan Ular Hijau Pucuk dan Ular Hijau Ekor Merah yang Wajib Diketahui Pecinta Reptil

1 day ago 11

Liputan6.com, Jakarta - Keanekaragaman reptil di Indonesia sangat menarik untuk dipelajari, terutama ular yang memiliki warna hijau mencolok. Salah satu fenomena menarik di bidang herpetologi adalah perbedaan ular hijau pucuk dan ular hijau ekor merah, yang sering membingungkan pecinta satwa maupun pengamat alam. Memahami ciri fisik, perilaku dan habitat kedua jenis ular membantu identifikasi lebih tepat serta mengurangi risiko salah penanganan.

Pola hidup kedua spesies menunjukkan adaptasi unik terhadap lingkungan masing-masing. Perbedaan ular hijau pucuk dan ular hijau ekor merah terlihat jelas pada bentuk kepala, ukuran tubuh dan ekor, sehingga pengamatan mendetail menjadi kunci. Hal ini penting untuk edukasi masyarakat agar tidak menimbulkan ketakutan berlebihan atau tindakan yang merugikan ular.

Interaksi manusia dengan reptil sering terjadi di perkotaan maupun hutan, sehingga identifikasi menjadi aspek penting. Mengetahui perbedaan ular hijau pucuk dan ular hijau ekor merah mempermudah petugas lapangan, pecinta satwa, atau pemula dalam membedakan kedua jenis ular tanpa menimbulkan bahaya. Selain itu, informasi ini berguna dalam kegiatan konservasi dan penelitian ilmiah. Berikut ulasan lengkap yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Senin (8/12/2025)

Perbedaan Ular Hijau Pucuk dan Ular Hijau Ekor Merah

Ular hijau termasuk kelompok reptil yang memikat perhatian para pecinta satwa liar dan peneliti karena warna tubuhnya yang mencolok serta kemampuan adaptasi ekologis yang tinggi. Di Indonesia, masyarakat dan penghobi reptil kerap kali bingung membedakan dua jenis yang tampak hampir serupa, di mana ular hijau pucuk (Ahaetulla nasuta) dan ular hijau ekor merah (Ahaetulla mycterizans). Meski sekilas terlihat sama, keduanya sebenarnya memiliki perbedaan yang signifikan dari sisi fisik, habitat, perilaku, serta potensi risiko bagi manusia.

Memahami karakteristik masing-masing jenis menjadi hal krusial, baik bagi penghobi reptil, petugas konservasi, maupun masyarakat umum, agar dapat melakukan identifikasi secara akurat dan menghindari potensi bahaya atau kesalahan penanganan.

1. Perbedaan Fisik dan Warna Tubuh

Secara morfologi, ular hijau pucuk memiliki tubuh yang panjang, ramping, dan lentur, berwarna hijau cerah menyeluruh yang memudahkan mereka berkamuflase di pepohonan. Kepala berbentuk runcing menyerupai moncong, memberikan kesan tajam ketika dilihat dari samping, sementara mata relatif besar dengan pupil horizontal khas, memudahkan penglihatan di cabang sempit. Di sisi lain, ular hijau ekor merah memiliki tubuh lebih tebal, proporsional sedikit lebih pendek, dan meski hijau mendominasi, ekornya berwarna merah mencolok pada beberapa individu dewasa. Perbedaan warna dan bentuk tubuh ini menjadi indikator visual paling mudah untuk membedakan kedua jenis ular tersebut, terutama bagi pemula yang mengamati secara langsung.

2. Habitat dan Persebaran

Kedua jenis ular menunjukkan preferensi habitat yang berbeda. Ular hijau pucuk lebih sering ditemukan di pepohonan rendah, semak, atau bahkan taman perkotaan karena kemampuan merayap yang lincah pada cabang tipis. Adaptasi mereka cukup baik pada hutan sekunder maupun kebun, menjadikan interaksi dengan manusia lebih sering terjadi. Sebaliknya, ular hijau ekor merah cenderung menghuni hutan primer, tepi sungai, atau area yang lebih lembab dan tertutup, sehingga distribusinya lebih terbatas dan jarang terlihat di perkotaan. Perbedaan habitat ini juga memengaruhi peluang interaksi manusia, serta risiko terganggu atau digigit saat mendekati keduanya.

3. Perbedaan Perilaku dan Pola Makan

Strategi berburu kedua spesies juga memiliki karakteristik yang berbeda. Ular hijau pucuk dikenal sebagai predator aktif yang berburu burung, kadal, dan katak di siang hari. Gerakannya lambat namun presisi, sering memanfaatkan posisi menempel di ranting tipis untuk menunggu mangsa mendekat. Sebaliknya, ular hijau ekor merah cenderung lebih agresif dan gesit, terutama saat merasa terancam. Mereka menggunakan kecepatan dan ekor merah mencolok sebagai alat kamuflase atau sinyal peringatan bagi predator. Meskipun keduanya memakan hewan kecil, strategi berburu mereka menyesuaikan karakteristik habitat masing-masing, sehingga perilaku interaksi dengan lingkungannya berbeda.

Jenis Bisa Ular Hijau Pucuk dan Ular Hijau Ekor Merah

Kedua spesies, yaitu ular hijau pucuk (Ahaetulla nasuta) dan ular hijau ekor merah (Ahaetulla mycterizans), tergolong dalam kelompok rear-fanged snakes, atau ular bertaring belakang. Posisi taring yang berada di bagian belakang rahang ini membuat kemampuan mereka dalam menyuntikkan racun ke tubuh manusia terbatas. Racun yang dimiliki kedua spesies bersifat mild hemotoxin, dengan fungsi utama untuk melumpuhkan mangsa kecil seperti kadal, burung, katak, dan hewan kecil lainnya.

Racun ini bekerja dengan cara mengganggu sistem peredaran darah dan melemahkan otot mangsa, sehingga memudahkan ular untuk memangsa. Penting dicatat bahwa racun tersebut tidak cukup kuat untuk membahayakan manusia dewasa dalam kondisi normal, sehingga baik ular hijau pucuk maupun ekor merah tergolong aman dari risiko fatal bagi manusia.

Ular hijau pucuk menggunakan racunnya secara strategis saat memburu mangsa. Ketika menggigit, racun disalurkan melalui taring belakang yang menembus kulit mangsa, lalu bekerja untuk melemahkan otot dan mengganggu peredaran darah mangsa kecil sehingga mangsa menjadi lumpuh dan mudah ditelan. Mekanisme ini bekerja lambat pada manusia karena gigitan tidak menembus aliran darah secara signifikan, sehingga efeknya umumnya hanya berupa irritasi ringan, bengkak lokal, dan rasa nyeri pada area gigitan.

Sementara itu, ular hijau ekor merah memiliki mekanisme kerja racun yang serupa, tetapi perilakunya lebih defensif. Saat merasa terancam, ular ini cenderung lebih cepat menggigit sebagai bentuk pertahanan diri. Racun digunakan untuk melumpuhkan mangsa kecil secara efektif, sementara bagi manusia efek gigitan hampir sama dengan hijau pucuk—menyebabkan bengkak, nyeri ringan, atau reaksi alergi. Kedua spesies ini jarang menimbulkan komplikasi serius karena racunnya tidak cukup kuat untuk menyerang tubuh manusia dewasa.

Faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Racun

Efektivitas racun pada kedua spesies dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain ukuran mangsa, kedalaman gigitan dan lokasi gigitan pada tubuh. Karena taring berada di bagian belakang, gigitan pada manusia biasanya tidak mampu menyuntikkan racun dalam jumlah signifikan ke dalam aliran darah. Oleh karena itu, risiko fatal sangat rendah, tetapi tetap perlu waspada terhadap kemungkinan iritasi, pembengkakan, atau reaksi alergi yang dapat terjadi pada individu sensitif. Faktor tambahan seperti kondisi kesehatan, usia, dan ukuran tubuh korban juga dapat memengaruhi reaksi tubuh terhadap gigitan ular.

Meskipun tingkat bahayanya minimal, kesadaran dan kehati-hatian sangat penting saat berinteraksi dengan kedua jenis ular ini. Hindari memegang, mengganggu, atau mencoba menangkap ular secara langsung tanpa pengalaman. Jika gigitan terjadi, langkah pertama adalah membersihkan luka secara menyeluruh menggunakan sabun dan air bersih, lalu hentikan pendarahan ringan dengan menekan area luka menggunakan kain bersih. Selanjutnya, amati gejala yang muncul selama beberapa jam. Konsultasi medis segera dianjurkan apabila muncul pembengkakan berlebihan, nyeri yang menetap, atau gejala alergi serius, untuk memastikan penanganan yang tepat.

FAQ Seputar Topik

Apa perbedaan utama antara ular hijau pucuk dan ular hijau ekor merah?

Ular hijau pucuk memiliki tubuh sangat ramping, kepala runcing, dan pupil horizontal, sementara ular hijau ekor merah memiliki kepala segitiga yang jelas, tubuh lebih kekar, pupil vertikal, dan ekor berwarna merah.

Apakah ular hijau pucuk berbahaya bagi manusia?

Ular hijau pucuk memiliki bisa yang tergolong ringan (mildly venomous) dan umumnya tidak dianggap berbahaya bagi manusia, meskipun gigitannya dapat menyebabkan pembengkakan lokal.

Seberapa berbahaya gigitan ular hijau ekor merah?

Ular hijau ekor merah adalah ular berbisa tinggi dengan bisa hemotoksik yang dapat menyebabkan nyeri hebat, pembengkakan parah, nekrosis jaringan, dan masalah pembekuan darah, sehingga memerlukan penanganan medis segera.

Bagaimana cara mengenali ular hijau berbisa dari bentuk kepalanya?

Ular hijau berbisa seperti ular hijau ekor merah memiliki kepala berbentuk segitiga yang jelas karena kelenjar bisa besar di belakang mata, sedangkan ular tidak berbisa seperti ular pucuk memiliki kepala lonjong atau oval yang lebih menyatu dengan leher.

Read Entire Article
Photos | Hot Viral |